Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air Menurut Dokter

Kompas.com - 11/08/2022, 12:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cacar monyet (monkeypox) adalah salah satu penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia, dan kerap kali disebut mirip dengan cacar air (chickenpox).

Padahal, keduanya adalah penyakit yang berbeda meski sama-sama cacar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status cacar monyet sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), lantaran kasusnya terus meningkat di berbagai negara.

Lantas, apa perbedaan cacar monyet dan cacar air? Berikut penjelasannya. 

Baca juga: Apakah Orang yang Pernah Terkena Cacar Air Masih Berisiko Tertular Cacar Monyet?

Cacar monyet

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis, yang artinya ditularkan dari hewan kepada manusia. Dijelaskan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Infeksi RSCM, dr Robert Sinto, SpPD, K-PTI, penyakit ini memiliki gejala klasik.

Adapun gejala dan tandanya dimulai dengan demam lebih dari 38 derajat Celsius, kemudian muncul ruam setelah 1-3 hari.

Penampakan ruam berupa makula, papula, vesikel, sera pustula. Sementara, jenis ruam sama pada setiap fase di semua area tubuh.

Menurutnya, perkembangan ruam akibat cacar monyet relatif lambat yakni sekitar 3 sampai 4 pekan.

"Kalau cacar monyet kita akan bertemu pada satu stadium yang sama. Jadi kalau kita bertemu cairan lenting, maka lenting semua. Jadi homogen dan transisi dari satu ke yang lain berlangsung lama dalam hitungan minggu," terang Robert dalam webinar bertajuk Indonesia Waspada Wabah Monkeypox yang digelar Continuing Medical Education (CME) FKUI, Selasa (9/8/2022).

Penyakit cacar monyet, kata dia, dapat sembuh sendiri dalam kurun waktu 3 sampai 4 pekan setelah pasien terinfeksi.

"Jadi memang dia (cacar monyet) bisa sembuh sendiri, yang bisa kita kakukan adalah melihat apakah muncul komplikasi atau tidak," imbuhnya.

Sementara itu, distribusi ruam secara klasik dimulai di kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, muncul di telapak tangan hingga telapak kaki.

Penampakan khas dari cacar monyet adalah munculnya limfadenopati, atau pembengkakan kelenjar getah bening. Berdasarkan catata WHO, morbiditas atau angka kematian cacar monyet sebesar 3-6 persen.

Dia menambahkan, beberapa tanda tersebut merupakan gejala klasik dari cacar monyet.

Sebab, ada banyak kasus baru dari laporan yang dipublikasikan di jurnal NEJM pada Juni 2022, di mana pasien tidak nyeri, mengalami demam, lokasi lesinya hanya di sekitar kemaluan, disertai pembesaran kelenjar getah bening.

Baca juga: 8 Pertanyaan Paling Umum soal Cacar Monyet, Dokter Jelaskan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com