Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air Menurut Dokter

Kompas.com - 11/08/2022, 12:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Cacar air

Sedangkan, gejala dan tanda cacar air ialah demam hingga 39 derajat Celsius dan muncul ruam setelah 0-2 hari.

Penampakan ruam berupa makula, papula, vesikel, dan ada di berbagai fase. Perkembangan ruam cepat, tampak crops selama beberapa hari, yang mana istribusi ruam mulai di kepala.

Lalu lebih padat di tubuh, tidak ada di telapak tangan ataupun telapak kaki. Penampakan limfadenopati tidak khas, dan kematian jarang terjadi.

"Kalau kita ingat sebelum Covid pernah ada geger cacar monyet juga, karena ada seseorang yang perjalanan dari Afrika sampai ke Singapura, kita juga diminta waspada. Ini teori klasik yang selalu disampaikan, cara kita secara klinis membedakan atau mencurigai di antara dua ini," ujar Robert.

Baca juga: CDC Sebut Varian Delta Menular Secepat Cacar Air, Ahli: Tetap Pakai Masker Sampai Pandemi Usai

Gejala cacar monyet dari lesi yang muncul

Dr Robert menyebut, berdasarkan laporan tampaknya ada perbedaan gejala cacar monyet, khususnya yang terlihat pada lesi.

Jika pada awal kasus lesi cacar monyet bisa tersebar di seluruh tubuh, kebanyakan pasien saat ini mengalami gejala yang berbeda. Hal itu berdasarkan data milik 500 pasien cacar monyet di 16 negara selama April-Juni 2022.

"Kalau membandingkan, istilahnya ada 2022 lession. Jadi lesi yang dilaporkan di 2022 ini localized, terbatas di organ-organ tubuh saja misalnya di genital yang berbeda tampilannya dengan lesi klasik yang ada di Afrika," ucapnya.

Data tersebut memuat sejumlah gejala utama cacar monyet, di antaranya:

  • Lesi pada kulit (95 persen)
  • Demam (62 persen)
  • Limfadenopati (56 persen)
  • Faringitis (21 persen)
  • Sakit kepala (27 persen)
  • Kelelahan (41 persen)
  • Myalgia (31 persen)
  • Proktitis atau peradangan di lapisan rektum (14 persen)

Menurutnya, penyakit cacar monyet mengalami perubahan pada tampilan klinisnya. Sehingga, apabila hanya mendiagnosis pasien berdasarkan kemiripan dengan cacar air, kemungkinan besar akan melewatkan tampilan lesi tersebut.

"Kalau kita sebagai dokter berhubungan dengan pasien mendapat lesi yang gambarannya seperti ini, maka mulailah mencurigai untuk cacar monyet, bukan hanya lesi klasik yang kita curigai sebagai cacar monyet," tutur Robert.

Pada banyak kasus bisa jadi gejala ini tidak mirip dengan cacar air, tetapi justru dengan gambaran penyakit infeksi menular seksual lain.

Sebanyak 60 persen kasus juga dilaporkan memiliki jumlah lesi kurang dari 10, di mana bisa mengenai area mukosa, dubur hingga kemaluan.

"Lokasi lesinya tidak semata-mata pada genital, di dubur atau kemaluan. Telapak tangan yang dulu dibedakan dengan cacar air, ternyata hanya 10 persen saja (dari jumlah pasien yang mengalaminya)," pungkasnya.

 Baca juga: Cacar Monyet Banyak Dialami Pria Gay, Dokter Jelaskan Kemungkinan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com