KOMPAS.com - Spanyol dan Brasil telah melaporkan kematian pertama, akibat cacar monyet atau mokeypox.
Keduanya menjadi negara di luar Afrika yang mencatat kasus kematian terkait wabah cacar monyet, yang dimulai sejak awal Mei 2022 lalu.
Pusat Koordinasi Darurat dan Siaga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Spanyol menyampaikan, bahwa negaranya merupakan salah satu wilayah terparah di dunia yang melaporkan setidaknya 4.298 kasus infeksi virus cacar monyet.
Akan tetapi, juru bicara kementerian kesehatan tidak mengungkapkan rincian untuk pasien yang meninggal dunia tersebut ke publik.
Baca juga: Update Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Ini Penjelasan Kemenkes
“Dari 3.750 pasien (cacar monyet) yang informasinya terdata, (sebanyak) 120 kasus dirawat di rumah sakit (3,2 persen) dan satu pasien telah meninggal,” kata Pusat Koordinasi Darurat dan Siaga Kementerian Kesehatan Spanyol, dilansir dari Aljazeera, Sabtu (30/7/2022).
Lebih lanjut, pihaknya menyebut, otopsi kepada jenazah akan segera dilakukan.
Adapun pasien cacar monyet di Brasil yang meninggal dunia adalah seorang pria berusia 41 tahun. Kementerian kesehatan mengatakan, pasien juga menderita limfoma dan sistem kekebalan yang lemah.
Pasien tersebut sempat dirawat di rumah sakit di kota bagian tenggara Belo Horizonte, dan meninggal karena syok septik atau infeksi yang menyebabkan kegagalan organ dan tekanan darah sangat rendah, setelah dibawa ke unit perawatan intensif.
“Penting untuk digarisbawahi bahwa dia (pasien) memiliki penyakit penyerta yang serius, agar tidak menyebarkan kepanikan di masyarakat. Tingkat kematian sangat rendah untuk cacar monyet," terang Sekretaris Kesehatan Minas Gerais, Fabio Baccheretti.
Kemenkes Brasil telah mencatat hampir 1.000 kasus cacar monyet, di mana sebagian besar kasus berada di negara bagian Sao Paulo dan Rio de Janeiro.
Menyusul kasus di Amerika Serikat dan Kanada, negara ini adalah salah satu wilayah yang paling terdampak cacar monyet di Amerika.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet