Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Lakukan Surveilans Cacar Monyet pada Kelompok Gay, Akankah Efektif?

Kompas.com - 25/07/2022, 19:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mulai melakukan surveilans ketat terhadap kelompok rentan gay, sebagai upaya mengantisipasi wabah cacar monyet (Monkeypox) masuk ke Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu dalam pemberitaan Kompas.com, Senin (25/7/2022).

Antisipasi surveilans terhadap kelompok gay dilakukan karena berdasarkan data dari WHO, kelompok ini menjadi yang paling rentan terpapar penyakit tersebut.

“Kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini, bekerja sama dengan beberapa organisasi atau LSM (lembaga swadaya masyarakat),” tambahnya.

Selain surveilans ketat terhadap kelompok gay, tindakan antisipasi wabah cacar monyet juga akan dilakukan di pintu masuk negara, khususnya di bandara dan pelabuhan laut.

Baca juga: Mengenal Cara Diagnosis Cacar Monyet, Penyakit Darurat Kesehatan Global WHO

“Deteksi dini di airport dilakukan oleh KKP terutama (kepada) PPLN (pelaku perjalanan luar negeri) dari negara yang sudah ada kasus, (dengan) cek suhu, memeriksa gejala-gejala monkeypox,” jelasnya.

Lantas, apakah tindakan surveilans terhadap kelompok gay ini efektif mencegah wabah cacar monyet di Indonesia?

Menjawab persoalan ini, Epidemiolog dari Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, pada dasarnya, surveilans itu memang bisa dan harus dilakukan pada kelompok-kelompok tertentu secara spesifik.

Dalam kasus penyakit cacar monyet, maka kelompok yang rentan terpapar adalah kaum penyuka sesama jenis dan pekerja seks komersil.

“Surveilans itu ada yang sifatnya spesifik, itu memang ada,” kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (25/7/2022).

Dicky menjelaskan, surveilans yang bisa dilakukan yaitu mendata kelompok-kelompok berisiko tersebut, kemudian melakukan skrining sesuai dengan indikasi penyakit acar monyet yang ada saat ini.

Baca juga: Bagaimana Cara Penularan Cacar Monyet?

Setelah melakukan skrining terhadap orang-orang yang berpotensi membawa atau terinfeksi wabah cacar monyet ini, maka penting sekali dilakukan tracing kontak erat, untuk menelusuri lebih jauh siapa saja yang mungkin juga masuk dalam kategori terduga terinfeksi penyakit ini.

“Tujuan mendasar dari tindakan surveilans, termasuk investigasi kasus ini untuk mencegah atau menghentikan transmisi atau penularan antar manusia,” ujarnya.

Surveilans tidak terbatas pada kelompok gay saja

Dikutip dari NBC, seperti diberitakan Jumat (22/7/2022), wabah cacar monyet global paling banyak menular melalui hubungan seks antara laki-laki.

Dalam studi baru, konsorsium sejumlah peneliti mengumpulkan data pada 528 kasus cacar monyet yang didiagnosis sejak 27 April-24 Juni 2022 di 43 lokasi di 16 negara. Kasus-kasus ini termasuk 84 orang (16 persen) di Amerika Serikat dan 444 (84 persen) di Eropa, Israel dan Australia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com