Dihubungi secara terpisah, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Primaya Hospital Bekasi Barat, dr Robert Edward Saragih SpJP(K) FIHA, pembengkakan jantung diidentikkan dengan kegagalan jantung untuk berfungsi, atau memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini memiliki klasifikasi ringan hingga berat.
"Dengan bengkaknya jantung dan menurunnya fungsi jantung, tentu risiko perburukan secara fungsi dan rasa pada setiap orang. Dan tentu saja risiko kematian secara tiba-tiba atau perlahan akan lebih mudah terjadi bahkan mereka yang usia muda," jelas Robert.
Pembengkakan jantung kerap kali disebabkan karena dibiarkannya pembuluh darah jantung atau koroner tersumbat, sehingga suplai darah yang dibutuhkan jantung terganggu.
Dikatakan Robert, penyebab lainnya ialah hipertensi tidak terkontrol, pembengkakan jantung karena kehamilan pada usia terlalu muda atau terlalu sering melahirkan, kerusakan katup-katup jantung.
Baca juga: Apa Itu Pemasangan Ring Jantung untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner?
"Atau bawaan lahir yang menyebabkan jantung tidak sempurna strukturnya saat lahir, ataupun penyakit miopati di mana jantung membesar dengan sendirinya tanpa ada gangguan atau ketidaksempurnaan di bagian jantung yang lain," ujarnya.
"Pembengkakan jantung akibat penyakit jantung lanjut, biasanya disertai gejala-gejala gagal jantung yaitu sesak napas saat aktivitas, sesak bila tidur terlentang, atau mudah terbangun pada malam hari karena sesak," ucap Renan.
Selain itu, pembengkakan jantung seperti yang dialami Dicky Topan bisa menimbulkan gejala termasuk:
"Pada kasus kram ini (yang dialami Dicky sebelum meninggal) mungkin dimaksud nyeri akibat adanya penyumbatan pembuluh darah jantung secara tiba-tiba, mungkin ya," papar Robert.
Baca juga: Penyakit Jantung Paling Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia, Kenapa?