KOMPAS.com - Penyakit jantung menjadi penyakit yang paling banyak dialami oleh jemaah haji asal Indonesia tahun 2022 ini.
Hal ini dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan RI dalam laman resminya bahwa dari 14 kematian, 12 di antaranya meninggal akibat penyakit jantung.
Data dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah hingga Senin (27/6/2022) menunjukkan bahwa dari sebanyak 462 jemaah yang menjalani pemeriksaan rawat jalan, 42 orang di antaranya mengalami kelainan jantung.
Sementara dari total 179 jemaah yang menjalani rawat inap, 13 orang diantaranya merupakan pasien jantung.
Tim dokter KKHI Makkah, dr. Mohammad Rizki Akbar, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, berkata bahwa dia melayani 10 pasien penyakit jantung di pelayanan rawat jalan KKHI Makkah setiap harinya.
Baca juga: 3 Jenis Kelainan Jantung yang Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia
“Di poli risti (poli rawat jalan untuk jemaah risiko tinggi), kami melakukan pelayanan antara 10-20 pasien per hari,” ujarnya.
Dari laporan yang ada, diketahui bahwa ada tiga jenis kelainan jantung yang paling banyak dialami jemaah yang dirawat jalan dan rawat inap di KKHI Makkah, yaitu gagal jantung, keluhan nyeri dada dan jantung berdebar.
Risiki menjelaskan bahwa secara umum, jemaah yang menjalani pemeriksaan diketahui memang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sejak di Indonesia.
Namun, ada kelompok pasien yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya punya penyakit jantung.
Saat jemaah melakukan aktivitas dan kegiatan selama menjalankan ibadah haji di Mekkah, banyak di antara mereka yang lantas mengalami kekambuhan atas riwayat penyakit jantung yang dimiliki.
Baca juga: Implan Ring Jantung Teknologi Baru Disebut Berhasil Selamatkan Pasien Jantung Koroner
Menurut Riski, memang ada beberapa kesamaan pemicu yang menyebabkan kekambuhan penyakit jantung dari kedua kelompok pasien di sana.
Seperti yang disebutkan di atas, ada kelompok yang memang sudah mengetahui bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit jantung dan mengonsumsi obat rutin untuk penyakitnya itu.
Namun, dalam kondisi melaksanakan ibadah haji, aktivitas mengonsumsi obat rutin ini bisa dan sangat mungkin terganggu.
Bahkan, tidak jarang di antara mereka yang bukan hanya telat mengonsumsi obat rutin, tetapi alpa atau lupa sama sekali untuk mengonsumsinya.
Hal ini jelas akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh pasien, terutama atas penyakit jantung yang dimilikinya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.