Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Buruk Kolesterol Tinggi pada Sistem Kardiovaskular

Kompas.com - 10/07/2022, 10:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kolesterol memiliki dua bentuk, yakni low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik 

Kolesterol jahat adalah kolesterol yang tidak sehat. LDL dapat menumpuk di arteri dan membentuk timbunan lemak dan lilin yang disebut plak.

Sedangkan, kolesterol baik adalah jenis yang sehat. Ini mengangkut kelebihan kolesterol dari arteri ke hati, yang akan menghilangkannya dari tubuh.

Sebenarnya, kolesterol itu sendiri tidak buruk. Tubuh membutuhkan beberapa kolesterol untuk memproduksi hormon, vitamin D, dan cairan pencernaan. 

Tak hanya itu, kolesterol juga dapat membantu organ tetap berfungsi dengan baik.

Baca juga: Kandungan Lemak dan Kolesterol dalam Daging Kambing

Namun, memiliki terlalu banyak kolesterol jahat bisa menimbulkan masalah kesehatan. 

Seiring waktu, kolesterol jahat yang tinggi akan merusak arteri sehingga berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung dan meningkatkan risiko stroke. 

Memeriksakan kadar kolesterol secara rutin dan menurunkan risiko penyakit jantung dengan pola hidup yang sehat dapat membantu mengurangi komplikasi yang terkait dengan penyakit jantung sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

Efek buruk kolesterol tinggi pada sistem kardiovaskular

Dilansir dari Healthline, ketika terdapat terlalu banyak kolesterol jahat dalam tubuh, itu dapat menumpuk di arteri, menyumbatnya, dan membuat arteri kurang fleksibel. 

Baca juga: 5 Mitos tentang Kolesterol Tinggi, Ternyata Tidak Semua Kolesterol Buruk

Pengerasan pembuluh darah disebut aterosklerosis. Dalam kondisi ini, darah tidak mengalir dengan baik melalui arteri yang kaku sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk mendorong darah melaluinya.

Seiring waktu, ketika plak semakin menumpuk di arteri, seseorang dapat terserang penyakit jantung.

Penumpukan plak di arteri koroner dapat mengganggu aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung.

Pada gilirannya, ini dapat menyebabkan nyeri dada yang disebut angina. 

Angina bukanlah serangan jantung, tetapi gangguan aliran darah yang bersifat sementara. 

Baca juga: 6 Tips Makan Daging agar Kolesterol Tidak Naik

Angina adalah peringatan bahwa tubuh berisiko terkena serangan jantung. 

Potongan plak akhirnya dapat pecah dan membentuk gumpalan yang menyebabkan arteri dapat terus menyempit sehingga sepenuhnya memblokir aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan jantung. 

Jika kondisi ini terjadi di arteri yang menuju ke otak atau di dalam otak, serangan stroke dapat terjadi.

Plak juga dapat memblokir aliran darah ke arteri yang memasok darah ke saluran usus, kaki, dan kaki dan menyebabkan penyakit arteri perifer (PAD).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com