Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Peringkat Lima Kasus Diabetes Paling Banyak di Dunia

Kompas.com - 09/07/2022, 09:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia menjadi negara dengan prevalensi kasus penyakit diabetes kelima tertinggi di dunia. Peringkat ini lebih tinggi dari 2019 ketika Indonesia peringkat tujuh di dunia.

Pasalnya, menurut data Internasional Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada tahun 2019, menjadi 19,5 juta pada 2021.

Lebih mengkhawatirkannya lagi, 50 persen dari 19,5 juta penderita diabetes itu diperkirakan belum terdiagnosis.

Sementara itu, hanya 13 persen pasien yang sudah terdiagnosis dan menjalani perawatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan hanya 1,2 persen kasus yang terkontrol dengan baik.

Baca juga: Diabetes Insipidus, Penderitanya Bisa Kencing Lebih dari 3 Liter Sehari

Ketua Pengurus Pusat Pekumpulan Endrokinologi Indonesia (Perkeni), Prof. Dr dr Ketut Suastika, Sp.PD, KEMD, FINASIM mengatakan, diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang tidak bisa dianggap sepele.

“Diabetes merupakan penyakit yang sangat kompleks dan progresif, sehingga dapat menimbulkan kecacatan dan kematian, serta pembiayaan yang begitu besar, baik bagi masyarakat maupun pemerintah,” kata Suastika dalam penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) Novo Nordisk Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk Affordability Project, Kamis (7/7/2022).

Orang dengan diabetes memerlukan pengobatan jangka panjang dan pendekatan komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Namun untuk menjawab kebutuhan ini, masih banyak tantangan yang terjadi di daerah terpencil dan sangat terpencil, seperti infrastruktur, sumber daya, dan kompetensi tenaga kesehatan yang terbatas. Hal ini dirasakan di banyak wilayah di Indonesia, salah satunya Provinsi Jawa barat.

Baca juga: Sejarah Penemuan Insulin, Keajaiban Medis untuk Penderita Diabetes

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS mengatakan, prevalensi diabetes di Jawa Barat menurut Riskesdas 2018 adalah 1,74 persen atau sekitar 570.611 orang.

Untuk itu, kata Nina, diperlukan kolaborasi dan kerja keras dari petugas-petugas di lapangan, untuk mendapatkan data dan bagaimana kita bisa mengidentifikasi ulang pasien-pasien yang pernah diobati di Puskesmas.

“Diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Kontrol dan penanganan yang tepat akan menurunkan dampak kematian,” ujarnya.

Komplikasi diabetes dapat berkembang secara bertahap. Di antaranya seperti serangan jantung dan stroke, infeksi kakai yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual.

Baca juga: Bagaimana Insulin Bisa Mengatasi Diabetes?

Dalam upaya penanganan diabetes ini, peningkatan kapasitas dokter umum, khususnya di pusat pelayanan primer akan sangat baik dan sejalan dengan Strategi Transformasi Kesehatan Nasional.

Sebagai garda terdepan layanan kesehatan primer, meningkatkan kapasitas dokter umum menjadi sangat penting. Sesuai dengan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK), dokter umum diperbolehkan untuk menginisiasi insulin. Hal ini dapat memberikan akses penanganan diabetes yang lebih cepat untuk pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com