Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vitamin C yang Manfaatnya untuk Imunitas, Bagaimana Vitamin Ini Ditemukan?

Kompas.com - 07/07/2022, 17:30 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, vitamin C pada buah maupun multivitamin, banyak dicari dan dikonsumsi masyarakat untuk meningkatkan imunitas.

Jenis makanan seperti jeruk, brokoli, kiwi, stroberi, dan sebagainya merupakan sumber vitamin C yang baik untuk tubuh. 

Ternyata, ratusan tahun yang lalu vitamin C digunakan sebagai obat kudis yang diderita oleh para pelaut karena mereka tak banyak mengonsumsi vitamin ini.

Maka tak heran bila vitamin C menjadi salah satu penemuan yang mengubah dunia, sehingga orang-orang bisa terhindar dari berbagai penyakit termasuk kudis.

Perjalanan penemuan vitamin C sendiri tidaklah singkat, karena melibatkan banyak ahli. Dilansir dari Science Learning Hub, Jumat (18/3/2011) pada 1550 Sebelum Masehi, papirus medis Mesir menjelaskan tentang penyakit yang kemungkinan besar adalah penyakit kudis.

Baca juga: Apa Manfaat Vitamin C untuk Anak?

Pengobatan yang disarankan untuk penyakit ini adalah mengonsumsi bawang, yang saat ini diketahui mengandung sejumlah kecil vitamin C.

Kemudian di tahun 400 Sebelum Masehi, Hippocrates yang merupakan dokter Yunani kuno dan dikenal sebagai 'bapak' pengobatan Barat, banyak menulis tentang masalah medis.

Dia mengungkapkan gejala yang berhubungan dengan penyakit kudis.

"Mereka (pasien kudis) memiliki napas busuk, gusi longgar dan pendarahan dari hidung," tulisnya.

Lalu, di tahun 1747 ahli bedah angkatan laut Inggris James Lind melibatkan 12 orang dengan penyakit kudis, yang dibagi menjadi enam pasang kelompok.

Dalam perjalanan penemuan vitamin C ini, Lind kemudian memberikan setiap kelompok dengan diet yang berbeda. Hasilnya ditemukan bahwa mereka yang diberi makan buah jeruk mengalami pemulihan penyakit yang lebih cepat.

Baca juga: Sumber Vitamin C yang Tak Lazim, Bukan dari Buah dan Sayuran

Manfaat vitamin C sangatlah beragam. Vitamin yang juga dikenal sebagai asam askorbat ini membantu banyak fungsi biologis tubuh, termasuk sintesis kolagen, penyembuhan luka, serta perbaikan dan pemeliharaan tulang, tulang rawan, dan gigi.SHUTTERSTOCK/TATJANA BAIBAKOVA Manfaat vitamin C sangatlah beragam. Vitamin yang juga dikenal sebagai asam askorbat ini membantu banyak fungsi biologis tubuh, termasuk sintesis kolagen, penyembuhan luka, serta perbaikan dan pemeliharaan tulang, tulang rawan, dan gigi.

Penemuan vitamin C

Sejarah mencatat, ahli biokimia Hungaria Albert Szent-Györgyi sebagai orang yang pertama kali menemukan asam askorbat kimia, dikenal sebagai vitamin C di tahun 1930-an.

Seperti dilansir dari American Chemical Society, Kamis (23/6/2022) penemuannya disebut sebagai salah satu dasar dari nutrisi modern.

Dia berhasil membuktikan bahwa asam askorbat merupakan senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.

Szent-Györgyi sudah mulai tertarik pada sains sejak usia dini, lantaran keluarganya juga merupakan ilmuwan.

Dia menerima gelar kedokteran setelah lulus, kemudian kembali belajar di berbagai universitas di Eropa.

Ia pun memulai karir ilmiahnya dengan mempelajari perubahan kimia yang terjadi ketika sel menggunakan bahan makanan, seperti karbohidrat, lemak, dan protein, suatu proses yang dikenal sebagai pembakaran biologis.

Szent-Györgyi mengisolasi zat pereduksi organik dari jus tumbuhan dan jaringan hewan dan menamakannya dengan 'asam hexuronic'.

Baca juga: 7 Buah Sumber Vitamin C, Baik untuk Kekebalan Tubuh

Selanjutnya, ahli kimia Inggris Walter Haworth menentukan struktur molekul asam hexuronic, dan menamainya asam askorbat.

Tahun berikutnya, Haworth memimpin tim ilmuwan yang mampu membuat asam askorbat secara sintetis.

Dalam bentuknya yang paling murni, asam askorbat adalah padatan putih dan dibuat secara sintetis dari gula dekstrosa yang dapat digunakan sebagai suplemen vitamin, ataupun pengawet makanan.

Empat tahun setelah penemuan asam askorbat, Szent-Györgyi menerima Hadiah Nobel untuk penelitiannya menemukan vitamin C.

Namun, pada saat itu Komite Nobel mempertimbangkan apakah penghargaan tersebut perlu diberikan kepada ilmuwan lainnya yang melakukan hal serupa.

Setelah proses yang panjang, akhirnya Hadiah Nobel dalam ilmu fisiologi atau kedokteran atas temuannya itu diberikan kepada Szent-Györgyi saja.

Sementara Haworth dianugerahi Hadiah Nobel Kimia untuk karyanya terkait penemuan karbohidrat dan vitamin.

Baca juga: Aturan Konsumsi Vitamin C Menurut Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com