Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya karena Cuaca, Ini 8 Penyebab Polusi Udara Jakarta

Kompas.com - 23/06/2022, 20:13 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Data IQAir pada Senin (20/6/2022) pukul 06.00 WIB, kadar polusi Jakarta mencapai 205 US AQI yang masuk ke level sangat tidak sehat (very unhealthy).

Sementara data Selasa pagi (21/6/2022), pukul 06.33 WIB, Jakarta masih berada di urutan tinggi dengan udara paling berpolusi dengan 154 US AQI, di bawah Beijing (176 US AQI) dan Kuwait (154 US AQI).

Tercatat sejak 15 Juni hingga 21 Juni 2022 kualitas udara secara berturut-turut untuk kota Jakarta, berada di urutan teratas kota dengan polusi tertinggi di dunia pada pengukuran udara di pagi hari.

Baca juga: Polusi Udara di Indonesia: Ini Daftar Kota Paling Berpolusi, Jakarta dan Bandung Masuk 6 Besar

Berkaitan dengan hal itu, Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu menegaskan, bahwa polusi udara Jakarta telah masuk kategori tidak sehat dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarakan data BMKG, ada lonjakan partikel polusi udara dari PM2,5 di Jakarta pada dini hari hingga pagi hari.

Hal itu karena tingginya kelembapan udara, sehingga menyebabkan meningkatnya proses adsorbsi atau perubahan wujud dari gas menjadi partikel atau juga dikenal dengan istilah secondary air pollutants.

“Salah satu penyebabnya memang cuaca, tetapi penyebab utama lainnya adalah masih adanya sumber pencemar udara, yang terbukti belum bisa dikendalikan serius melalui kebijakan yang seharusnya diambil oleh pemerintah,” kata Bondan dalam acara Media Briefing Polusi Udara, Selasa (21/6/2022).

Lebih lanjut Bondan menjelaskan, setidaknya ada delapan penyebab polusi udara di Jakarta, yakni sebagai berikut:

1. Asap knalpot kendaraan
2. Aerosol sekunder
3. Pembakaran batu bara
4. Aktivitas konstruksi
5. Pembakaran terbuka biomasa dan bahan bakar
6. Debu jalan beraspal
7. Partikel tanah tersuspensi
8. Garam laut

Baca juga: Laporan Terbaru Sebut Polusi Udara Berisiko Mengurangi Usia Anak-anak, Ini Penjelasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com