Seperti dilansir dari Universe Today, Jumat (24/6/2022) ilmuwan lain mengungkapkan teori mengenai bagaimana semua materi awal erakumulasi di cincin Saturnus dikarenakan serangkaian tumbukan asteroid.
Tumbukan asteroid pada Bulan di Saturnus menyebabkan sisa-sisa dari material itu tertarik oleh gravitasi dan pada akhirnya membentuk cincin. Artinya, cincin planet Saturnus terbuat dari sisa-sisa material tumbukan asteroid.
Cincin yang melingkari Saturnus juga diprediksi telah terbentuk sejak 4,5 miliar tahun yang lalu.
Untuk diketahui, planet Saturnus memiliki ukuran 9 kali lebih lebar dari Bumi dengan jarak hingga 58.232 kilometer. Jika diibaratkan Bumi seukuran nikel, maka Saturnus sebesar bola voli.
Baca juga: Karakteristik Saturnus, Planet Bercincin Paling Megah
NASA menyebut, planet itu juga memiliki keunikan pada Bulan-bulannya. Permukaan Titan, yakni Bulan terbesar kedua di Tata Surya yang dimiliki Saturnus diselimuti kabut. Sementara Phoebe dipenuhi oleh kawah di permukaannya.
Saat ini, Saturnus tercatat memiliki 53 bulan yang sudah dikonfirmasi ditambah dengan 29 bulan tambahan yang masih menunggu konfirmasi untuk penamaannya.
Lingkungan Saturnus tidak cocok untuk kehidupan manusia karena suhu, tekanan, dan materialnya terlalu ekstrem dan mudah berubah bagi organisme untuk beradaptasi.
Planet Saturnus adalah tempat yang tidak mungkin bagi makhluk hidup untuk bertahan, hal yang sama tidak berlaku untuk beberapa dari banyak bulannya.
Namun, satelit alami seperti Enceladus dan Titan yang memiliki lautan dalam menurut NASA mungkin dapat mendukung kehidupan.
Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Mungkinkah Bumi Punya Cincin Seperti Saturnus?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.