Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Bintang Bisa Hidup? Ahli Berikan Jawabannya

Kompas.com - 12/06/2022, 08:05 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Kendati begitu, dikarenakan alam semesta terbentuk hanya 13,8 miliar tahun yang lalu, tidak ada cukup waktu bagi sebuah bintang kecil untuk mencapai usia tua.

"Salah satu bintang tertua yang pernah ditemukan adalah Bintang Methuselah," tutur French.

Bintang, yang berjarak 190 tahun cahaya dari bumi itu, diperkirakan hidup selama hampir satu milenium. Saat ini perkiraan usia bintang tersebut 13,7 miliar tahun.

Artinya, bintang terbentuk tidak lama setelah Big Bang. Sebaliknya, para astronom telah menemukan beberapa bintang, yang disebut protobintang, masih dalam proses pembentukan.

Peneliti yang mengamati menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili menyebut, bintang-bintang ini berusia kurang dari 500.000 tahun.

"Manusia menggunakan alat-alat batu pada saat bintang-bintang ini pertama kali dinyalakan," papar French.

Baca juga: Teleskop Hubble Temukan Bintang yang Selamat dari Ledakan Supernova

Dalam hal menghitung usia bintang, para astronom menggunakan kombinasi pengukuran massa bintang, kecerahan, dan kecepatan di ruang angkasa untuk membandingkan dengan bintang lain. 

Para ilmuwan menggunakan simulasi komputer untuk memperkirakan usianya. Usia matahari sekitar 4,6 miliar tahun, di suatu tempat antara protobintang dan Bintang Metusalah, sehingga peneliti berpikir ini hampir setengah jalan melalui umurnya.

"Dalam waktu sekitar lima miliar tahun, matahari akan berhenti menggabungkan hidrogen menjadi helium di dalam intinya," jelas French.

Begitu inti matahari kehabisan bahan bakar untuk melawan gravitasi, lalu akan mulai berkontraksi. Sementara itu, kulit terluar matahari akan mengembang dikarenakan masih memiliki beberapa hidrogen untuk melebur.

"Matahari akan menjadi sangat besar sehingga menelan orbit Merkurius dan Venus," ujar French.

Setelah sekitar satu miliar tahun, inti luar akan menggunakan hidrogennya dan beralih ke fusi helium.

Akhirnya, matahari akan kehabisan bahan bakar dan intinya menyusut menjadi bola karbon dan oksigen yang disebut katai putih, lapisan luarnya akan menghilang dan menjadi nebula, selubung plasma sisa panas.

Sehingga, meskipun bintang terbesar hidup jauh lebih lama dari manusia, tidak ada yang bertahan selamanya.

Baca juga: Dikira Jatuh di Atas Gunung Merapi, Apa Itu Bintang Jatuh? Ini Penjelasan Sains

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com