Ancaman kebakaran hutan di Chernobyl, menurut Profesor Tim Mousseau dari University of South Carolina adalah penanda sejauh mana radiasi nuklir dapat mengontaminasi wilayah lain.
Prof Mousseau mengatakan, jika ada kebakaran yang lebih besar, bukan tidak mungkin bisa berdampak pada wilayah padat penduduk.
"Tidak seperti kebakaran saat ini yang bisa membakar tanpa terkendali, kebakaran pada tahun 2010 dan 2020 bisa padam, tepat sebelum mencapai atau membakar hutan di Chernobyl lebih luas," ujar Keeton dilansir dari Express, Rabu (23/3/2022).
Beberapa pakar pun menilai, zat radioaktif tidak berkurang oleh erosi maupun menghilangkan vegetasi seperti yang umumnya terjadi di ekosistem lain.
Baca juga: Bahaya Radiasi Nuklir dan Efeknya bagi Tubuh Manusia
Sebaliknya, pohon-pohon yang tumbuh di hutan yang ditinggalkan di Chernobyl terapar ion radioaktif kemudian menyebabkan daunnya jatuh dan bersatu dengan tanah.
Sementara itu, aktivitas radiasi di Chernobyl yang saat ini dikuasai pasukan Rusia menunjukkan adanya peningkatan.
Seperti dilansir dari Science Alert, Sabtu (26/2/2022) data sistem pemantauan radiasi zona eksklusi Chernobyl memperlihatkan adanya peningkatan radiasi gamma hingga 20 kali lipat dari biasanya.
Pejabat dari badan Nuklir Ukrainaa menyebut, aktivitas radiasi di Chernobyl meningkat disebabkan karena debu radioaktif yang terlempar usai pasukan Rusia menginvasi negaranya menggunakan peralatan militer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.