Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diinvasi Pasukan Rusia, Apa Dampak yang Ditimbulkan dari Radiasi Nuklir Chernobyl?

Kompas.com - 28/02/2022, 08:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, di Ukraina berhasil direbut oleh pasukan Rusia beberapa waktu yang lalu. Chernobyl sendiri merupakan lokasi dari empat reaktor nuklir di mana tiga di antaranya telah dinonaktifkan.

Menyusul invasi Rusia, beberapa tokoh menyatakan kekhawatirannya akan serangan dari situs yang masih mengandung limbuah nuklir, berpotensi menyebarkan bahan radioaktif ke zona eksklusi Chernobyl bahkan hingga ke negara-negara tetangga.

Salah satunya diungkapkan oleh Penasihat sekaligus Mantan Wakil Menteri di Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko melalui unggahan di laman Facebook-nya.

"Jika diakibatkan serangan artileri penjajah (Rusia), fasilitas penyimpanan limbah nuklir dihancurkan, debu radioaktif dapat menutupi wilayah Ukraina, Belarus, dan negara-negara Uni Eropa," tulis Gerashchenko dilansir dari Live Science, Sabtu (26/2/2022).

Baca juga: Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, yang Direbut Pasukan Rusia

Berdasarkan catatan sejarah, reaktor nuklir keempat yang berada di lokasi ini menyebabkan ledakan besar di tahun 1986. Kini, reaktor itu dilindungi oleh beton seberat 32.000 ton.

Selain itu, bahan bakar nuklir bekas dari reaktor lainnya juga masih tersimpan di lokasi bersama dengan limbah radioaktif yang telah terkontaminasi. Kendati reaktor tertutup, radiasi telah mencemari seluruh situs, dan masih menyelimuti area itu.

Pasalnya, lusinan elemen radioaktif telah dilepaskan ke udara selama ledakan pembangkit listrik berlangsung. Beberapa unsur di dalamnya dianggap paling berbahaya bagi kehidupan, termasuk isotop yodium 131, strontium 90, cesium 134 serta cesium 137.

Menurut Badan Energi Atom Internasional, isotop strontium dan cesium memerlukan waktu yang lama untuk menghilang, sehingga masih bertahan di lokasi tersebut.

Dampak yang ditimbulkan

Di sisi lain, Direktur Keselamatan Tenaga Nuklir di Union of Concerned Scientists Edwin Lyman, menyampaikan, bahwa dampak dari serangan pasukan Rusia dari Chernobyl mungkin tidak akan begitu mengerikan.

"Bahkan jika ada penembakan yang tidak disengaja dari struktur kurungan itu (Chernobyl), saya pikir akan membutuhkan lebih lama untuk mengaktivasi sejumlah besar bahan radioaktif," papar Lyman.

Dia menambahkan bahwa bahan bakar bekas, atau unsur radioaktif yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga nuklir lebih stabil, dan telah melepaskan panas.

"Kekhawatiran paling besar adalah penyimpanan basah bahan bakar bekas, karena mungkin jumlah bahan radioaktif paling terkonsentrasi di lokasi," ucap Lyman.

"Umumnya, bahan bakar nuklir bekas masih memiliki panas peluruhan. Jadi jika disimpan di gudang basah, harus ada cara untuk menghilangkan panas (dari unsur nuklir) itu," sambung dia.

Baca juga: Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, yang Direbut Pasukan Rusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com