Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2021, 21:03 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comSenjata nuklir adalah senjata yang paling berbahaya di muka bumi. Hanya satu ledakan bisa menghancurkan seluruh isi kota, membunuh jutaan jiwa, dan memusnahkan ekosistem.

Senjata nuklir didesain untuk melepaskan energi ledakan sebagai hasil reaksi fisi nuklir, fusi nuklir, atau kombinasi keduanya. Senjata dari reaksi fisi sering juga dikenal dengan bom atom. Sedangkan senjata hasil reaksi fusi disebut juga bom termonuklir dan bom hidrogen.

Sejarah pembuatan nuklir

Nuklir pertama kali dibuat pada Agustus 1942 oleh Amerika Serikat dalam sebuah proyek yang disebut Manhattan Project. Percobaan bom nuklir pertama dilakukan di gurun pasir di negara bagian New Mexico pada bulan Juli 1945 dan lokasi ini disebut Situs Trinity.

Baca juga: Eksplorasi Luar Angkasa Rusia Bakal Gunakan Wahana Bertenaga Nuklir

Amerika Serikat menggunakan bom nuklir pertama dalam sejarah pertama dan dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Jenis bom nuklir yang digunakan adalah uranium. Bom nuklir kedua dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 dengan jenis bom plutonium.

Bom yang dijatuhkan di Hiroshima mengandung 64 kilogram uranium yang melepaskan energi yang setara 15 kiloton ledakan kimiawi. Ledakan ini menyebabkan gelombang yang besar, udara yang panas, dan radiasi yang luar biasa.

Proses ini membuat semua debu dan debris terangkat ke udara membentuk awal berbentuk jamur dan menjadi ciri khas ledakan nuklir. Tidak hanya itu, partikel radioaktif juga ikut terbang ke udara dan jatuh kembali ke permukaan Bumi.

Pada Agustus tahun 1949, Uni Soviet juga berhasil mengembangkan bom nuklir. Mereka melakukan percobaan nuklir di Semipalatinsk (sekarang Kazakhstan).

Beberapa negara lainnya juga menguji coba nuklir, seperti Inggris, Perancis, China, India, dan Pakistan. Percobaan tersebut dilakukan pada rentang tahun 1952 sampai 1998. Percobaan ini dilakukan di berbagai medan, seperti udara dan di bawah tanah.

Baca juga: Aktivitas Nuklir Muncul Lagi di Chernobyl, Ilmuwan Lakukan Pemantauan

Perjanjian penghentian percobaan nuklir sebagian

Pada tahun 1963, tiga negara mengadakan perjanjian mengenai penghentian percobaan nuklir sebagian. Tiga negara yang terlibat dalam perjanjian ini adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet. Mereka sepakat untuk tidak lagi melakukan uji coba di udara dan hanya di bawah tanah saja.

Selain ketiga negara ini, negara lain juga mendapat tekanan dari publik untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dipicu percobaan nuklir di udara yang dilakukan oleh China pada tahun 1980. Sejak itu, semua negara hanya boleh melakukan uji coba di bawah tanah.

Baca juga: 35 Tahun Peristiwa Chernobyl, Bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Itu Bisa Meledak?

Risiko radioaktif

Nuklir menyisakan jatuhan radioaktif yang berbahaya bagi manusia. Kondisi radioaktif pada lingkungan sangat berbeda sebelum dan sesudah percobaan. Beberapa contoh radionuklida yang terdeteksi di lokasi percobaan nuklir adalah sebagai berikut:

  • Zirkonium-95 (Zr-95) yang memiliki waktu paruh 65,5 hari
  • Strontium-90 (Sr-90) dengan waktu paruh 28,8 tahun
  • Cessium-137 (Cs-137) dengan waktu paru 30,17 tahun
  • Plutonium-239 (Pu-239) yang memiliki waktu paruh 24.100 tahun

Angka ini didapatkan dari pengukuran yang dilakukan di udara Tokaimura, Perfektur Ibaraki. Tingginya angka-angka tersebut adalah akibat percobaan bom nuklir Amerika Serikat dan kecelakaan Chernobyl di Uni Soviet.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com