Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Digunakan dalam Penelitian, Bagaimana Sejarah Penemuan Mikroskop?

Kompas.com - 17/02/2022, 17:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti di seluruh dunia biasa menggunakan mikroskop untuk mengamati objek sangat kecil yang disebut sebagai benda mikroskopis. Mikroskop juga sering digunakan para peneliti di berbagai laboratorium penelitian.

Tanpa adanya mikroskop, mungkin para peneliti akan kesulitan untuk meneliti objek seperti mikroorganisme, sel, maupun bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Ditemukannya mikroskop adalah salah satu penemuan yang mengubah dunia, sebab hingga saat ini alat tersebut masih menjadi bagian penting dalam perjalanan penelitian di bidang mikrobiologi.

Dalam sejarah penemuan mikroskop, beberapa pihak meyakini bahwa Galileo Galilei adalah orang yang menemukan dan menyempurnakan perangkat ini di tahun 1609.

Namun, penghargaan bagi penemuan mikroskop diberikan kepada ilmuwan asal Belanda, Zaccharias Janssen dan Hans Lipperhey.

Dilansir dari laman Microscope Master, Rabu (16/2/2022) keduanya tercatat sebagai orang pertama yang mengembangkan konsep mikroskop majemuk.

Baca juga: Mikroskop Elektron, Sejarah dan Jenisnya

 

Penelitian pengembangan konsep mikroskop majemuk ini juga dibuktikan dengan orang-orang Belanda yang sudah mengenal cara pembesaran sebuah objek menggunakan lensa tunggal, dan lensa ganda pada saat itu.

Sekitar tahun 1590 Janssen dan Lipperhey menempatkan berbagai jenis dan ukuran lensa di ujung tabung yang didesainnya, lalu menemukan bahwa benda-benda berukuran sangat kecil bisa dilihat lebih jelas.

Mikroskop ciptaan mereka bertahan hingga tahun 1600-an, di mana Cornelius Drebbel, rekan Janssen, menuturkan bahwa alat ini terdiri dari tiga buah tabung yang panjangnya mencapai 45 cm, dan berdiameter sekitar 5 cm.

Kemudian, di abad ke ke-16, seorang pegawai negeri di Belanda bernama Anton van Leeuwenhoek mulai menyempurnakan kembali mikroskop, dan dia menyadari bahwa bentuk lensa tertentu dapat meningkatkan ukuran gambar yang dihasilkan.

Adapun lensa kaca mikroskop yang diciptakan Leeuwenhoek dapat memperbesar objek lebih dari desain awalnya. Bahkan, kualitas lensanya mampu untuk melihat banyak hewan mikroskopis hingga bakteri.

Baca juga: Apa Itu Mikroskop Krio-Elektron, Teknik yang Menang Nobel Kimia 2017?

Parasit Henneguya salminicola yang diamati di bawa mikroskop.Stephen Douglas Atkinson Parasit Henneguya salminicola yang diamati di bawa mikroskop.

Seperti dilansir dar Britannica, (20/8/2020) Leeuwenhoek memulai pengamatan awalnya terhadap mikroorganisme air tawar di tahun 1670-an. Dengan menggunakan mikroskop sederhana, Leeuwenhoek menyebarluaskan infromasi seputar mikrobiologi pada tahun 1674.

Hingga tahun 1850-an mikroskop berlensa tunggal masih tetap populer dan masih digunakan oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown untuk menunjukkan inti sel berada.

Pengembangan mikroskop

Pengembangan mikroskop juga terus dilakukan seiring berjalannya waktu. Namun, lensa majemuk tetap dijadikan sebagai model utama untuk digunakan dan dikembangkan pada komponen mikroskop yang lebih baik.

Pada tahun 1733, ahli optik Inggris amatir Chester Moor Hall menemukan lensa akromatik yang digunakan pada kacamata.

Baca juga: Operasi Mata Semakin Efektif dengan Mikroskop 3D, Inikah Manfaatnya?

 

Akhirnya lensa itu dikembangkan kembali oleh para ilmuwan, termasuk Benjamin Martin dari London di tahun 1774. Dia tercatat berhasil menghasilkan lensa koreksi warna untuk mikroskop.

Selama abad ke-18 dan ke-19, banyak perubahan terjadi baik pada desain maupun kualitas mikroskop. Mikroskop juga menjadi lebih stabil dan berukuran lebih kecil.

Memasuki awal ke-20, penyangga yang seperti meja pun mulai dibentuk untuk melengkapi kesempurnaan mikroskop.

Permasalahan mengenai cahaya juga terselesaikan berkat August Kohler yang menemukan penerangan di mikroskop agar memungkinkan spesimen untuk difoto.

Penemuan mikroskop juga memungkinkan para ilmuwan dan cendekiawan dalam mempelajari makhluk mikroskopis di Bumi, termasuk bakteri dan virus penyebab penyakit. Sehingga, kita bisa mencegahnya penularannya dengan baik.

Baca juga: 3 Ilmuwan Menangi Nobel setelah Kembangkan Mikroskop Krio-elektron

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com