KOMPAS.com - Berbohong merupakan hal yang biasa ditemukan pada interaksi sosial di antara manusia.
Biasanya, seseorang melontarkan kebohongan dengan tujuan yang jelas, misalnya berbohong untuk tidak merasa malu.
Namun, beberapa orang lebih sering berbohong dan mereka tidak memiliki alasan apapun di balik kebohongannya.
Dilansir dari Medical News Today, pembohong patologis adalah seseorang yang berbohong secara kompulsif dan tanpa tujuan yang jelas.
Sementara itu, kebohongan nonpatologis adalah hal yang lumrah dan bukan merupakan tanda gangguan apapun.
Baca juga: Gangguan Jiwa karena Diajari Bohong oleh Orangtua
Ada beberapa cara untuk menguraikan perbedaan antara kebohongan patologis dan nonpatologis, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuat perbedaan yang tepat.
Ciri utama dari kebohongan patologis adalah tidak memiliki motivasi yang jelas.
Motivasi ini dimungkinkan untuk menentukan mengapa seseorang berbohong, misalnya untuk menguntungkan diri sendiri atau menghindari situasi sosial yang memalukan.
Tetapi, kebohongan patologis terjadi tanpa alasan yang jelas dan tampaknya tidak pula menguntungkan individu tersebut.
Tidak jelas apakah pembohong patologis menyadari kebohongannya atau mampu berpikir rasional tentang kebohongannya.
Baca juga: Mengenal Psikolog Klinis dan Perannya Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia
Karena berbohong telah menjadi kebiasaan, pembohong patologis dapat mengalami kesulitan bersosialisasi dan menyebabkan masalah interpersonal yang signifikan dengan orang-orang di sekitarnya.
Dilansir dari Healthline, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pembohong patologis:
Pembohong patologis kerap menceritakan kebohongan atau cerita yang tidak memiliki manfaat objektif.
Orang-orang di sekitarnya mungkin merasa bahwa hal ini sangat membuat frustrasi karena tidak memahami tujuan dari orang yang berbohong tersebut.
Pembohong patologis adalah pendongeng yang hebat. Meski berbohong, cerita-cerita mereka cenderung sangat detail dan penuh warna.
Baca juga: Kapan Harus Waspada Punya Gangguan Kesehatan Mental dalam Diri Sendiri?