Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS]: Omicron Bertahan di Permukaan Plastik | Keraguan Pedagang Pasar tentang Vaksin | Matahari Terbenam Lebih Lambat

Kompas.com - 28/01/2022, 07:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan virus varian Omicron mampu bertahan di permukaan plastik hingga 21 hari, menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Kamis (27/1/2022) hingga Jumat (28/1/2022) pagi ini.

Studi yang dilakukan peneliti di Jepang ini mengungkapkan bahwa virus Omicron dapat bertahan lebih lama dibandingkan varian virus corona lainnya.

Program vaksinasi Covid-19 semakin gencar dilakukan. Sebuah survei mengungkapkan, keraguan pedagang pasar akan vaksin Covid-19 mulai menurun.

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 mulai meningkat berdasarkan data hasil survei Katadata Insight Center (KIC).

Artikel populer Sains lainnya yakni tentang waktu matahari terbenam yang akan lebih lambat di sejumlah wilayah.

Fenomena matahari terbenam lebih lambat ini akan terjadi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara hingga 1 Februari mendatang.

Salah satu satwa terbesar penghuni lautan, yakni paus, adalah hewan laut yang memiliki ukuran sangat besar. Namun, paus tidak tenggelam meski menelan banyak air.

Rangkuman berita-berita populer Sains ini selengkapnya dapat disimak berikut ini.

Omicron bertahan di permukaan plastik hingga 8 hari

Studi ini dilakukan para peneliti di Universitas Kedokteran Perfektur Kyoto di Jepang, yang menganalisis perbedaan stabilitas lingkungan virus antara strain SARS-CoV-2 Wuhan (strain asli) dan semua Variant of Concern (VoC).

Hasilnya menunjukkan varian Alpha, Beta, Delta, dan Omicron mempunyai kelangsungan hidup lebih dari dua kali lipat lebih lama di permukaan plastik dan kulit, dibandingkan strain Wuhan.

Studi menemukan, varian Omicron mempunyai stabilitas lingkungan virus tertinggi di antara varian virus corona yang menjadi perhatian lainnya.

Kemungkinan menjadi salah satu faktor yang memungkinkan varian tersebut menggantikan varian Delta dan menyebar dengan cepat.

Pada permukaan plastik, waktu kelangsungan hidup rata-rata dari strain asli selama 56 jam, varian Alpha selama 191,3 jam, varian Beta selama 156,6 jam, varian Gamma selama 59,3 jam, varian Delta selama 114 jam, dan varian Omicron selama 193,5 jam.

Sedangkan pada sampel kulit, waktu bertahan hidup virus asli rata-rata selama 8,6 jam, Alpha selama 19,6 jam, Beta selama 19,1 jam, Gamma selama 11 jam, Delta selama 16,8 jam, dan Omicron selama 21,1 jam.

Selengkapnya tentang salah satu berita populer Sains sepanjang Kamis (27/1/2022) yakni waktu bertahan varian Omicron di permukaan plastik dapat dibaca di sini.

Baca juga: Omicron Bertahan Hidup di Permukaan Plastik hingga 21 Hari, Lebih Lama dari Varian Lainnya

Keraguan pedagang pasar tentang vaksin menurun

Setelah vaksin pertama disuntikkan di Indonesia, saat ini masyarakat mulai percaya akan keamanan dan keampuhan vaksin Covid-19.

Survei menunjukkan keraguan pedagang pasar akan manfaat vaksin Covid-19 pun mulai menurun.

Beberapa fakta survei menunjukkan tingkat keraguan dan kekhawatiran masyarakat atas vaksin Covid-19 yang mulai turun. Hanya 6,6 persen yang masih ragu.

Untuk mendapatkan data ini, KIC melakukan survei pada 1.061 pedagang pasar di 34 provinsi di Indonesia.

Berdasarkan survei KIC tersebut, hanya tersisa kurang dari 10 persen responden yang tetap khawatir mengenai efektivitas vaksin dan efek sampingnya.

Sisanya, lebih sedikit dari satu persen saja responden yang berubah dari tenang menjadi kuatir akan kedua hal tersebut.

Pada survei pertama (baseline) sebanyak 17,8 persen pedagang menyatakan ragu akan efektivitas vaksin.

Berdasarkan survei KIC pada 1.061 pedagang pasar di 34 provinsi Indonesia, sebanyak 39,2 persen responden pedangang menyatakan bila tahun sebelumnya khawatir, saat dilakukan survei menyatakan sudah merasa lebih tenang.

Lebih lengkap mengenai hasil survei keraguan pedagang pasar akan manfaat vaksin Covid-19, dapat disimak selengkapnya di sini.

Baca juga: Keraguan Pedagang Pasar tentang Vaksin Covid-19 Menurun, Ini Fakta Surveinya

Matahari terbenam lebih lambat

Matahari akan terbenam lebih lambat akan terjadi di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara hingga 1 Februari mendatang.

Secara astronomis, bumi berotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika.

Secara bersamaan, bumi juga mengelilingi matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut.

Miringnya sumbu rotasi bumi saat mengelilingi matahari dapat menyebabkan waktu terbit dan terbenamnya matahari akan bervariasi selama satu tahun, baik lebih cepat atau lebih lambat.

Melansir laman resmi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa/Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), ada beberapa wilayah yang akan mengalami fenomena matahari terbenam lebih lambat.

Selengkapnya daftar wilayah dan waktu terjadinya peristiwa matahari terbenam lebih lambat di Indonesia pada 27 Januari-1 Februari 2022, dapat dibaca di sini.

Baca juga: Matahari Terbenam Lebih Lambat, Ini Daftar Wilayah yang Akan Mengalaminya

Paus tak tenggelam saat telan banyak air

Paus makan dengan menelan air dalam jumlah besar untuk menangkap krill, krustasea yang dapat ditemui di semua samudera dunia.

Akan tetapi, pernahkah terpikir, mengapa paus-paus ini tidak tenggelam saat mereka menelan air berjumlah banyak itu?

Kini peneliti telah menemukan jawabannya. Mereka menyebut, bahwa beberapa spesies paus punya semacam sumbat mulut di tenggorakannya.

Sumbat itu akan menghalangi saluran udara atau kerongkongan mereka sesuai dengan kebutuhan.

Mengutip New Atlas, Senin (24/1/2022) beberapa paus, seperti paus balin menggunakan strategi khusus untuk mencari makan.

Lebih lengkap berita populer Sains mengenai bagaimana cara paus tidak tenggelam meski ia menelan begitu banyak air saat mencari makan, dapat dibaca di sini.

Baca juga: Paus Tak Tenggelam Saat Telan Banyak Air, Apa Rahasianya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com