KOMPAS.com - Setelah berkeliaran 7 tahun, roket SpaceX milik perusahaan eksplorasi ruang angkasa milik Elon Musk akan tabrak dan meledak di Bulan.
Roket Falcon 9 diluncurkan SpaceX pada tahun 2015 lalu. Akan tetapi, setelah menyelesaikan misinya, roket tersebut ternyata tidak memiliki cukup bahan bakar untuk kembali ke Bumi.
Alhasil, roket Falcon 9 pun berkeliaran di ruang angkasa.
Diberitakan BBC Indonesia, Kamis (27/1/2022), astronom Jonathan McDowell mengatakan, bahwa tabrakan antara roket SpaceX tersebut dengan Bulan akan menjadi tabrakan roket tak terkendali dengan satelit alami Bumi yang pertama kali diketahui.
Namun demikian, kata dia, efek dari tabrakan roket SpaceX dan Bulan akan relatif kecil.
Bertahun-tahun, roket Falcon 9 terlunta-lunta di orbit Bumi. Selama 7 tahun, roket SpaceX tak bisa kembali ke Bumi setelah merampungkan misinya mengirimkan satelit cuaca ruang angkasa dengan jarak tempuh jutaan kilometer.
Misi peluncuran satelit itu adalah bagian dari program eksplorasi ruang angkasa SpaceX milik Elon Musk.
Baca juga: Roket SpaceX Meluncur dari Landasan Misi ke Bulan Neil Armstrong
Sejak tahun 2015, roket Falcon 9 SpaceX ditarik oleh gaya gravitasi yang berbeda dari Bumi, Bulan dan Matahari.
Hal itu, menurut Prof McDowell dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian yang berbasis di Amerika Serikat, membuat jalur roket SpaceX tersebut menjadi agak kacau.
"Roket itu sudah mati. Hanya mengikuti hukum gravitasi," katanya.
Falcon 9 telah bergabung dengan jutaan potongan sampah antariksa lainnya. Sampah-sampah antariksa ini merupakan mesik yang dibuang di ruang angkasa setelah menyelesaikan misi karena tidak memiliki energi yang cukup untuk kembali ke Bumi.
"Selama beberapa dekade, mungkin ada 50 obyek besar yang benar-benar hilang jejaknya. Ini mungkin terjadi beberapa kali sebelumnya, kami tidak menyadarinya. Ini akan menjadi kasus pertama yang bisa dikonfirmasi," kata Prof McDowell.
Diperkirakan roket SpaceX akan tabrak Bulan pada 4 Maret 2022. Tabrakan tersebut akan membuat roket Falcon 9 SpaceX meledak di permukaan Bulan.
Baca juga: Seperti Letusan Gunung Api, Peluncuran Roket SpaceX Lubangi Ionosfer