Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19 Sebut Penyintas Covid-19 Bisa Terinfeksi Kembali akibat Varian Omicron

Kompas.com - 27/01/2022, 18:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebutkan, bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi virus corona berisiko terinfeksi kembali.

Risiko ini, katanya, meningkat di tengah kemunculan varian Omicron.

Menurut Wiku, infeksi kembali atau reinfeksi dapat terjadi lantaran varian B.1.1.529 ini diduga dapat menghindari kekebalan yang sudah terbentuk sebelumnya.

"WHO dalam rilisnya mengatakan fenomena ini (reinfeksi) telah teramati di Afrika Selatan, Denmark, Israel, dan Inggris. Orang yang sudah terinfeksi tidak boleh abai menerapkan protokol kesehatan dan tetap divaksin sesuai prosedur Kementerian Kesehatan," paparnya dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (26/1/2022).

Baca juga: Vaksin Booster Indonesia, Satgas Covid-19 Ungkap Uji Klinis Tidak Ada KIPI Berat

Kendati demikian, Wiku menuturkan bahwa berdasarkan studi terbatas di Norwegia serta Inggris menunjukkan gejala varian Omicron tidak spesifik.

Selain itu gejala infeksi Covid-19 akibat Omicron juga disinyalir lebih ringan, terutama pada kelompok yang sudah memiliki imunitas.

Sementara itu, angka rawat inap di rumah sakit, kata Wiku, dilaporkan lebih rendah dibandingkan varian Delta.

Akan tetapi, dia mengingatkan tindakan pencegahan dengan protokol kesehatan (prokes) untuk menghindari paparan virus adalah kunci utama di tengah merebaknya varian Omicron.

Sebab, pada kelompok rentan seperti orang lanjut usia (lansia), dan pemilik komorbid atau penyakit penyerta masih berisiko mengalami gejala yang parah hingga kematian.

"Walaupun kasus konfirmasi Omicron tidak akan banyak mendapatan perawatan intensif, jika kasus terus-menerus tinggi, sistem kesehatan secara nasional akan terancam akibat permintaan perawatan di rumah sakit yang meningkat," imbuhnya.

Baca juga: Waspada Reinfeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Gejala Lebih Berat

Prof Wiku pun menyinggung varian Omicron masih terdeteksi dengan alat RT-PCR maupun rapid test antigen.

Diakuinya, sensitifitas rapid test antigen masih terus dikaji sehingga seseorang yang hasil tesnya negatif, tetapi memiliki gejala dan memiliki riwayat kontak erat diimbau untuk melakukan tes PCR dan menjalani isolasi mandiri.

Di sisi lain, sejumlah data menunjukkan efektivitas vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini mulai menurun terhadap varian virus baru.

Namun, Wiku menegaskan vaksin Covid-19 masih mampun mencegah tingkat keparahan penyakit maupun kasus kematian.

"Infeksi varian Covid-19 akan lebih efektif dicegah dengan vaksinasi booster, selain itu imunitas seluler masih memproteksi terhadap varian Omicron hingga 70 sampai 80 persen," jelasnya.

Kini, Omicron telah diidentifikasi di lebih dari 170 negara di dunia, oleh karenanya Wiku mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam menyikapi situasi pandemi Covid-19.

Baca juga: Mungkinkah Terinfeksi Covid-19 Lebih dari Sekali? Ini Kata Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com