Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Terlihat dengan Warna Berbeda, Apa Warna Asli Matahari?

Kompas.com - 21/03/2024, 16:34 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Matahari adalah bintang raksasa yang dapat dinikmati hampir sepanjang tahun.

Meskipun manusia hidup berdampingan dengan matahari dan mendapat energi dari benda luar angkasa tersebut, apakah Anda mengetahui warna asli dari Matahari?

Baca juga: Kapan Matahari Terbentuk?

Dalam buku, berita, maupun gambar ilustrasi, Matahari kerap digambarkan sebagai bola kuning raksasa yang mengeluarkan panas.

Pada saat fajar dan senja, Matahari sering terlihat berwarna jingga, merah, atau kuning. Yang mana sebenarnya warna asli dari Matahari?

Warna asli Matahari

Ada kesalahpahaman mengenai warna Matahari sesungguhnya. Matahari pada dasarnya adalah campuran dari beberapa warna, sehingga warna matahari sebenarnya adalah putih.

Dikutip dari science focus, Matahari memiliki spektrum cahaya.

Sebagai gambaran, spektrum ini dapat dilihat sebagai garis warna warni ketika cahaya matahari melewati prisma, atau yang disebut pelangi.

Matahari memiliki gelombang warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Setiap spektrum cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Merah merupakan spektrum dengan gelombang paling panjang, dan Biru adalah spektrum dengan gelombang paling pendek.

Ketika spektrum cahaya melewati medium tertentu, beberapa gelombang warna akan diuraikan dan tidak sampai ke mata.

Baca juga: Berapa Kali Matahari Mengorbit Galaksi Bima Sakti?

Mengapa Matahari tidak terlihat berwarna putih?

Matahari kerap terlihat berwarna kekuningan, jingga maupun merah. Hal ini karena spektrum warna-warna dengan panjang gelombang pendek (hijau, biru, ungu) dihamburkan oleh atmosfer bumi lebih efisien dibandingkan cahaya merah.

Sedikit kehilangan spektrum cahaya tersebut menyebabkan mata memandang warna Matahari sebagai kuning.

Dilansir dari laman Space.com, semakin banyak atmosfer yang dilalui cahaya Matahari, semakin banyak pula spektrum gelombang pendek yang tersebar. Oleh karena itu, saat matahari terbit dan terbenam, terdapat persentase cahaya merah yang jauh lebih besar dalam spektrum Matahari.

Hal tersebut juga menjawab pertanyaan mengapa ketika badai cahaya matahari tidak mencapai permukaan Bumi dan menyebabkan lingkungan sekitar terlihat lebih gelap.

Badai mengandung banyak partikel air dan debu. Partikel-partikel ini menghamburkan cahaya matahari, sehingga menyebabkan cahaya matahari tidak dapat mencapai bumi secara langsung.

Sejalan dengan sifat cahaya, dimana cahaya dapat dihamburkan.

Baca juga: Kenapa Muncul Bintik-bintik pada Kulit saat Terpapar Sinar Matahari?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com