Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2024, 22:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan merupakan planet terbesar di tata surya. Sebagai gambaran, Jupiter berukuran dua kali lebih besar dari gabungan semua planet lainnya.

Meski berukuran sangat besar, Jupiter tidak dapat memicu fusi nuklir sehingga tidak bisa menjadi bintang. Mengapa demikian?

Kemiripan dengan matahari

Jupiter tidak memiliki massa yang cukup untuk mengubah hidrogen menjadi helium, sehingga planet ini tidak bisa menjadi bintang. EBLM J0555-57Ab berukuran sekitar 85 kali massa Jupiter, jika massanya lebih rendah lagi, ia juga tidak akan mampu melakukan fusi hidrogen.

Sebagai planet raksasa gas, kepadatan Jupiter sangat rendah, yakni sekitar 1,33 gram per sentimeter kubik. Sebagai perbandingan, kepadatan Bumi adalah 5,51 gram per sentimeter kubik, empat kali lebih tinggi dibandingkan kepadatan Jupiter.

Namun, menariknya Jupiter memiliki kemiripan dengan matahari. Massa jenis matahari adalah 1,41 gram per sentimeter kubik. Selain itu, kedua objek tersebut memiliki komposisi yang sangat mirip.

Baca juga: Satelit Jupiter Mampu Hasilkan Oksigen untuk 1 Juta Manusia

Berdasarkan massanya, matahari terdiri dari sekitar 71 persen hidrogen dan 27 persen helium, dan sisanya terdiri dari sejumlah kecil unsur lain. Massa Jupiter sekitar 73 persen hidrogen dan 24 persen helium. Dengan kemiripan tersebut, Jupiter terkadang disebut sebagai bintang gagal.

Jupiter bukan bintang gagal yang sebenarnya

Jika bergantung pada sistem tata surya, sulit bagi Jupiter untuk mendekati status bintang.

Bintang dan planet dilahirkan melalui dua mekanisme yang sangat berbeda. Bintang lahir ketika kumpulan materi padat di awan molekul antarbintang runtuh karena gravitasinya sendiri, berputar seiring berjalannya proses yang disebut keruntuhan awan. Saat ia berputar, ia mengumpulkan lebih banyak materi dari awan di sekitarnya menjadi piringan akresi bintang.

Saat massa dan juga gravitasi bertambah, inti bayi bintang terjepit semakin erat, yang menyebabkannya menjadi semakin panas. Akhirnya, bayi bintang menjadi sangat padat dan panas, inti terbakar dan fusi termonuklir dimulai.

Menurut pemahaman para ahli tentang pembentukan bintang, setelah bintang selesai mengumpulkan materi, banyak piringan akresi yang tersisa. Planet-planet ini terbuat dari bahan-bahan tersebut.

Baca juga: Apakah Planet Jupiter Memiliki Permukaan Padat?

Para astronom berpendapat bahwa untuk raksasa gas seperti Jupiter, proses ini dimulai dengan bongkahan kecil batu es dan debu di dalam piringannya.

Saat mereka mengorbit bintang bayi, potongan-potongan material ini mulai bertabrakan dan saling menempel sehingga menghasilkan listrik statis. Pada akhirnya, gumpalan yang tumbuh ini mencapai ukuran yang cukup besar, sehingga secara gravitasi dapat menarik lebih banyak gas dari piringan di sekitarnya.

Sejak saat itu, Jupiter secara bertahap tumbuh hingga massanya saat ini. Setelah ia menyerap semua materi yang tersedia, dengan jarak yang cukup jauh dari massa yang dibutuhkan untuk fusi hidrogen, Jupiter pun berhenti tumbuh.

Jadi, Jupiter bahkan belum pernah tumbuh cukup masif untuk menjadi bintang. Jupiter memiliki komposisi yang mirip dengan matahari bukan karena ia merupakan 'bintang gagal', melainkan karena ia lahir dari awan gas molekuler yang sama dengan yang melahirkan matahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com