Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2024, 11:07 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Air memiliki peran yang sangat besar bagi keberlangsungan makhluk hidup di Bumi. Ia menutupi hampir tiga perempat permukaan Bumi.

Selain di bagian permukaan, air juga ada di atmosfer hingga kerak Bumi. Namun, berapa banyak air yang tersembunyi di bawah kerak Bumi? Mungkinkah jumlahnya lebih banyak dibandingkan di permukaan?

Air di kerak Bumi

Sebuah studi tahun 2021 di jurnal Geophysical Research Letters menemukan bahwa lebih banyak air Bumi yang tertahan di bawah tanah atau di pori-pori batuan, yang dikenal sebagai air tanah, dibandingkan di lapisan es dan gletser Bumi.

Grant Ferguson, ahli hidrogeologi di Saskatchewan University dan peneliti utama studi tersebut, mengatakan bahwa ada sekitar 43,9 juta km kubik air di kerak Bumi.

Sebagai perbandingan, es di Antartika menampung sekitar 27 juta km kubik air; Greenland menampung sekitar 3 juta km kubik air; dan gletser di luar Antartika dan Greenland menampung 158.000 km kubik air.

Baca juga: Rotasi Bumi Ternyata Mengalami Percepatan

Menurut studi tersebut, lautan di Bumi tetap menjadi reservoir air terbesar di dunia, yakni menampung sekitar 1,3 miliar km kubik. Namun, selain lautan, air tanah merupakan reservoir air terbesar secara global.

Sebuah studi tahun 2015 di jurnal Nature Geoscience memperkirakan terdapat 22,6 juta km kubik air tanah dangkal, yakni air di bagian atas 2 km kerak Bumi. Sementara itu, studi Ferguson dan rekan-rekannya memperkirakan air tanah di kedalaman 10 km kerak Bumi.

Perbedaan ini disebabkan oleh perkiraan sebelumnya mengenai air tanah dalam, dan studi yang hanya berfokus pada batuan kristal dengan porositas rendah, seperti granit. Studi tahun 2021 mencakup batuan sedimen yang lebih berpori dibandingkan batuan kristal.

Secara keseluruhan, studi tahun 2021 ini meningkatkan lebih dari dua kali lipat jumlah air tanah yang diperkirakan, dari sekitar 8,5 juta km kubik menjadi 20,3 juta km kubik.

Ferguson mencatat bahwa kerak Bumi biasanya memiliki ketebalan 30 hingga 50 km, secara signifikan lebih tebal daripada kedalaman yang dilaporkan oleh studi sebelumnya. Ferguson dan rekan-rekannya fokus pada kerak bagian atas karena relatif rapuh sehingga memiliki batuan retak yang dapat menahan air.

Baca juga: Air Terdeteksi di Permukaan Asteroid untuk Pertama Kali

Akuifer air tanah dangkal, yang sebagian besar berupa air tawar, digunakan untuk minum dan irigasi. Sebaliknya, air tanah dalam bersifat asin dan tidak dapat dengan mudah bersirkulasi atau mengalir ke permukaan, sehingga sebagian besar air tanah terputus dari sisa air di planet ini.

Namun, air tanah dalam yang relatif terisolasi menunjukkan bahwa, di beberapa tempat, air garam telah terperangkap dalam jangka waktu yang sangat lama. Artinya, penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan wawasan berharga tentang masa lalu Bumi.

Selain itu, perairan purba ini mungkin mendukung ekosistem mikroba yang masih aktif hingga saat ini. Komunitas biologis mungkin bisa memberikan penjelasan tentang bagaimana kehidupan berevolusi di Bumi dan bagaimana kehidupan bisa berkembang di dunia lain, yang kemungkinan besar menampung air jauh di bawah permukaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com