Jadi, dalam waktu istiwak, tengah hari selalu pukul 12. Sedangkan, dalam waktu rata-rata, tengah hari bervariasi antara 11.44 - 12.14 (16 menit sebelum dan sesudah tengah hari rata-rata).
Perata waktu akan bernilai minimum pada 11 Februari dengan nilai -14 menit 11 detik. Hal ini dikarenakan deklinasi Matahari semakin positif dan Bumi semakin menjauhi titik terdekat dari Matahari atau periheion.
Deklinasi Matahari positif yakni menjauhi deklinasi minimum saat solstis dan mendekati ekuinoks.
Selain itu, Matahari akan terbenam semakin akhir bagi pengamat di belahan selatan jika menggunakan waktu sejati.
"Dua kombinasi ini, perata waktu dan waktu terbenam Matahari yang menyebabkan Matahari akan terbenam lebih lambat bagi belahan selatan khususnya belahan selatan Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara," jelasnya.
Berikut ini waktu terbenam Matahari untuk di beberapa wilayah di 3 pulau tersebut selama 26 Januari - 1 Februari 2022.
Baca juga: Fenomena Matahari di Atas Kabah untuk Verifikasi Arah Kiblat, Catat Waktu Terjadinya
Apa dampak Matahari terbenam lebih lambat?
Menjawab mengenai ini, Andi mengingatkan bahwa sebenarnya ini merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahunnya.
Untuk itu, masyarakat diminta tidak panik dalam menyikapi fenomena ini karena merupakan fenomena alami yang memang lazim terjadi.
"Sekitar 10 bulan lagi, sejak 13 hingga 18 November 2022 mendatang, Matahari akan terbit lebih cepat untuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara," jelasnya.
Baca juga: Sepekan ke Depan, Matahari Terbit Lebih Cepat di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.