Secara total, varian Omicron telah terdeteksi setidaknya di 50 negara di seluruh dunia.
Beberapa negara di Eropa juga telah memberlakukan berbagai kebijakan yang sebelumnya pernah dijalani seperti bekerja dari rumah (WFH), menutup sementara sekolah-sekolah, melarang pengunjung yang belum divaksinasi untuk datang ke tempat wisata, hingga menutup klub malam dan membatasi pertemuan.
Dikatakan ahli, saat libur Nataru meningkatnya kasus baru sangat mungkin terjadi akibat dari seringnya masyarakat berkumpul bersama.
“Kita akan melihat banyak (kasus) dalam jumlah besar selama beberapa minggu ke depan di negara-negara di seluruh dunia. Dan ini seharusnya tidak mengejutkan” tutur direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, dr Michael Osterholm, PhD.
Baca juga: Mengapa Varian Omicron Ditemukan Jelang Libur Nataru? Ini Penjelasan Ahli
Para ahli menduga, bahwa varian Omicron mungkin mengambil kode genetik dari virus flu biasa. Meski begitu, studi ini masih ditinjau para ahli lainnya untuk memvalidasi temuan.
"Materi genetik yang dibagikan mengartikan bahwa Omicron lebih mudah menular tetapi menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada jenis virus corona lainnya," tulis para penulis studi.
Sementara itu, para peneliti dari Nference, perusahaan yang menganalisis informasi biomedis di Massachusetts, AS mengurutkan gen Omicron dan menemukan potongan gen yang ditemukan dalam virus corona HCoV-229E, penyebab flu biasa.
Saat virus berevolusi dan lebih mudah menular, virus umumnya akan 'kehilangan' sifat-sifat yang dapat menyebabkan penyakit parah.
Akan tetapi tim peneliti mencatat mereka membutuhkan lebih banyak data untuk menganalisis varian Omicron dan mengetahui dengan pasti dampak apa yang sekiranya dapat terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.