Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2021, 13:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber CNBC,AFP

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, terapi plasma konvalesen tidak boleh diterapkan untuk Covid-19 bergejala ringan atau sedang.

Terapi plasma konvalesen adalah menggunakan plasma yang diambil dari darah penyintas untuk pasien Covid-19, dengan harapan antibodi dari penyintas dapat tersalurkan ke orang yang masih terpapar virus corona.

Studi sebelumnya menunjukkan plasma konvalesen memberikan harapan awal ketika diberikan secara intravena kepada orang yang sakit Covid-19.

Namun bukti terbaru yang terbit di British Medical Journal, membuat WHO melarang terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19.

Baca juga: Apa Itu Sotrovimab, Obat Antibodi yang Disebut Mampu Lawan Omicron?

Dikutip dari AFP, Selasa (7/12/2021), bukti terbaru menunjukkan bahwa terapi plasma konvalesen tidak meningkatkan kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan mesin ventilator. Di sisi lain, terapi plasma darah ini mahal dan memakan waktu.

Bukti inilah yang menguatkan rekomendasi plasma konvalesen tidak untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau sedang.

"Bahkan untuk pasien Covid-19 dengan gejala parah dan kritis, terapi plasma konvalesen hanya boleh diberikan sebagai bagian dari uji klinis," kata WHO dalam rekomendasi terbarunya.

Plasma konvalesen adalah bagian cair darah dari pasien Covid-19 yang sembuh yang mengandung antibodi yang diproduksi oleh tubuh setelah terinfeksi.

Itu adalah salah satu dari serangkaian perawatan potensial yang diselidiki di awal pandemi, tetapi telah menunjukkan manfaat terbatas dalam uji klinis.

WHO mengatakan rekomendasi terbaru WHO yang terbit di British Medical Journal didasarkan pada bukti dari 16 uji coba yang melibatkan 16.236 pasien dengan infeksi Covid-19 yang tidak parah, parah, dan kritis.

Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS pada bulan Februari mengurangi otorisasi penggunaan darurat plasma konvalesen untuk hanya mencakup pasien rawat inap di awal perkembangan penyakit dan mereka yang dirawat di rumah sakit yang memiliki gangguan sistem kekebalan di mana mereka tidak dapat menghasilkan respons antibodi yang kuat.

“Plasma dengan tingkat antibodi yang rendah belum terbukti membantu dalam Covid-19,” kata FDA dalam otorisasi darurat yang direvisi pada bulan Februari.

Baca juga: Fungsi Plasma Darah bagi Tubuh

Dikutip dari CNBC News, Senin (6/12/2021), National Institutes of Health pada Agustus juga mengatakan plasma konvalesen tidak membantu pasien dalam penelitian yang didukung NIH terhadap lebih dari 500 pasien dewasa Covid di University of Pittsburgh. Uji coba dihentikan pada Februari karena kurang efektif.

The New England Journal of Medicine, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu, menemukan bahwa plasma konvalesen tidak mencegah perkembangan penyakit pada pasien rawat jalan berisiko tinggi bila diberikan satu minggu setelah timbulnya gejala.

Itu juga tidak meningkatkan hasil klinis pada pasien rawat inap di akhir perjalanan penyakit mereka, menurut penelitian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com