Sementara, Semarang diprediksikan akan banyak mengalami area yang tergenang dengan skenario rob (banjir pesisir) 2 meter, berdasarkan laju permukaan muka tanah di tahun 2031.
Sedangkan, untuk wilayah Jakarta, dalam 10 tahun ke depan iprediksikan area yang tergenang tanpa skenario, area tergenang dengan skenario banjir rob 0,5 meter, 1 meter hingga 2 meter akibat kenaikan muka laut dan penurunan muka tanah relatif sama potensinya.
Namun, yang paling mendominasi adalah banyak terdapat areal yang akan tergenang dengan skenario disebabkan oleh banjir rob 2 meter.
Selain itu, Eddy menegaskan, tidak hanya Jakarta dan Pekalongan, serta Semarang yang terancam tenggelam.
Baca juga: Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Walhi: Kami Terkejut, Tanda Pemprov Lalai
Kawasan lain, khususnya timur Sumatera dan Kalimantan Selatan yang memiliki karakteristik tanah lunak dan gambut justru memiliki potensi terancam tenggelam lebih besar dari kawasan Pantura Jawa.
Menurut Eddy, hal ini terlihat dari proyeksi yang dilakukan oleh climatecentrl.org. Walaupun relatif kasar resolusinya, namun bisa dijadikan acuan karena bisa memprediksi hingga tahun 2100.
Untuk diperolehnya satu prediksi, satu proyeksi atau satu skenario dengan "precise" yang tinggi, agar tepat waktu dan tepat sasaran, maka kombinasi antara data tinggi permukaan laut dan penurunan muka tanah mutlak dilakukan menggunakan teknik spasial-temporal analysis.
"Dampaknya saat terjadi kombinasi (faktor penyebab wilayah tenggelam) landsubsidence dan sea level rise itu akan memberikan dampak yang sangat-sangat luas dan serius," jelasnya.
Baca juga: Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Bagaimana Cara Memperbaikinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.