3. Dokumentasikan
Jika terjadi pelecehan seksual dan kamu melihatnya, perhatikan dan saksikan, kemudian kamu bisa menuliskan atau merekam video pelecehan, berikan kepada korban.
Perhatikan untuk jangan pernah memposting rekaman daring atau menggunakannya tanpa izin dari korban.
4. Ditegur
Kamu juga bisa berbicara dan tegur pelaku pelecehan, lalu alihkan perhatian kamu kepada orang yang dilecehkan. Jika pelaku merespon, abaikan mereka jangan memperkeruh situasi.
Hanya cukup ditegur sebagai upaya terakhir untuk mencegah adanya kekerasan. Terpenting adalah keamanan Anda dan korban yang diutamakan.
Baca juga: Mengenal 5 Jenis Pelecehan Seksual, termasuk Komentar Cabul dan Penyuapan
5. Ditenangkan
Terakhir, tenangkan korban pelecehan dan posisikan dirimu sebagai teman, mengakui bahwa apa yang dilakukan pelaku pelecehan adalah salah.
Site Leader & Co-Director of Hollback! Jakarta, Anindya Restuviani mengatakan, seringkali ketika kita menjadi saksi insiden pelecehan seksual di ruang publik, kita berpikir bahwa kita tidak dapat membantu.
Untuk persepsi seperti inilah Training 5D hadir sebagai solusi, sebuah metode intervensi yang telah diakui oleh sejumlah ahli sebagai solusi aman, praktis dan efektif untuk diimplementasikan baik bagi saksi maupun saat kita mengalami pelecehan seksual.
"Bersama-sama kita berlatih untuk mengambil tindakan, dialihkan, dilaporkan, dokumentasikan, ditegur dan ditenangkan untuk membantu mereka yang mengalami pelecehan seksual seketika, sehingga merasa aman di ruang publik," kata Anindya.
Baca juga: Mengapa Orang Cenderung Diam Saat Mengalami Pelecehan Seksual? Sains Jelaskan