Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Cenderung Diam Saat Mengalami Pelecehan Seksual? Sains Jelaskan

Kompas.com - 11/06/2021, 21:45 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Orang seringkali mempertanyakan, mengapa korban pelecehan seksual atau pemerkosaan diam dan tak melawan?

Tapi nyatanya, manusia memang tak selalu pandai memprediksi bagaimana kita akan bereaksi dalam situasi tertentu.

Profesor Paul Dolan, psikolog perilaku di London School of Economics mengatakan, dalam keadaan tenang, tidak dalam bahaya apa pun, dan bisa berpikir rasional, maka sangat sulit untuk membayangkan apa yang akan kita lakukan dalam keadaan terdesak.

Baca juga: Temuan Baru, Implan Otak Bisa Mencegah Pelecehan Seksual

"Kebanyakan orang tentu berpikir bahwa kita akan melawan ketika kita diserang. Begitu pun pada korban pelecehan seksual dan perkosaan, kita mungkin akan berpikir, ‘mengapa dia tidak melawan? Jika saya ada di posisi itu, saya akan lari atau melawannya’. Memang sulit bagi kita untuk memahaminya, apalagi jika Anda telah meyakini sesuatu,” kata Dolan.

Lebih lanjut ia mengatakan, pemikiran tersebut yang menjadi alasan mengapa salah satu mitos terbesar soal pemerkosaan – bahwa tidak melawan penyerang atau mencoba melarikan diri adalah indikasi persetujuan – telah bertahan sebagai pertanyaan yang efektif untuk pengacara pembela di pengadilan hingga saat ini.

Sayangnya, ini adalah kepercayaan yang dipegang secara luas, terlepas dari fakta bahwa ada banyak bukti ilmiah dan psikologis untuk menghilangkan prasangka itu.

Rasa malu dan trauma adalah efek samping yang umum bagi para penyintas yang kredibilitasnya diremehkan oleh pihak berwenang dan bahkan orang-orang yang mendengar pengakuannya.

Hal ini tentu secara signifikan menunda pemulihan korban dan menyebabkan kerusakan psikologis lebih lanjut.

3 Respons Menghadapi Bahaya

Noel McDermott, seorang psikoterapis dengan pengalaman bertahun-tahun merawat klien yang telah mengalami pengalaman traumatis mengungkap, kebanyakan orang pernah mendengar tentang lawan atau melarikan diri, tetapi tidak banyak orang tahu tentang respons lain yang sama umum terhadap bahaya, yaitu 'freeze' atau membeku.

"Ketiga respons tersebut dikendalikan oleh bagian otak yang disebut amigdala dalam sistem limbik," ujarnya.

"Bagian otak ini membuat keputusan tentang strategi mana yang akan digunakan, terlepas dari kemauan sadar. Ini benar-benar mengambil alih fungsi eksekutif di sekitar pengambilan keputusan, memori, gerakan, dan banyak lagi," jelas McDermott.

Baca juga: Mengenal Psychotic Break, Gangguan Mental yang Dialami Lady Gaga Pasca-diperkosa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com