Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Demensia Bisa Meningkat, Studi Jelaskan Penyebabnya

Kompas.com - 16/09/2021, 11:01 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Studi baru jelaskan bahwa risiko demensia dapat meningkat karena faktor degenerasi makula, katarak dan penyakit mata akibat diabetes.

Melalui data kesehatan, ditemukan bahwa orang dengan degenerasi makula terkait usia, yaitu hilangnya penglihatan di bagian tengah bidang pandang dan biasanya dirasakan oleh orang tua, memiliki 26 persen risiko terkena demensia.

Demensia adalah penurunan fungsional akibat gangguan kognitif pada otak.

Pada orang yang menderita katarak, mereka memiliki peningkatan risiko terkena demensia sebesar 11 persen.

Sedangkan pada orang dengan penyakit mata akibat diabetes, faktor risiko terkena demensia yang dialami akan jauh lebih tinggi dibanding kedua faktor lain, yakni sebesar 61 persen.

Temuan tersebut didapatkan dari studi yang dilakukan Tim Ahli Internasional, dipimpin oleh akademisi dari Guangdong Eye Institute di China dan telah diterbitkan dalam British Journal of Ophthalmology, dilansir dari The Guardian, Rabu (15/9/2021).

Baca juga: 10 Tanda Awal Demensia yang Perlu Diketahui

 

Data penelitian tentang penyebab meningkatnya risiko demensia, diambil dari 12.364 orang dewasa di Inggris dengan usia 55 hingga 73 tahun, yang merupakan bagian dalam studi UK Biobank (Biobank Inggris).

Biobank Inggris merupakan tempat informasi genetik dan kesehatan secara mendalam dari 500.000 sukarelawan Inggris yang dapat digunakan untuk keperluan penelitian jangka panjang.

Sampel sukarelawan dinilai pada tahun 2006 dan 2010 dengan informasi kesehatan yang dilacak hingga awal tahun 2021.

Dalam penelitian tersebut terdapat lebih dari 2.300 kasus demensia yang berhasil didokumentasikan.

Para peneliti juga menemukan bahwa kondisi sistemik, penyakit yang timbul seiring bertambahnya usia, termasuk orang dengan diabetes, penyakit jantung, stroke dan depresi juga mungkin terkena demensia.

Namun, di antara semua faktor tersebut, risiko demensia tertinggi dan dapat meningkat yakni pada orang dengan salah satu kondisi sistemik yang juga memiliki gangguan penglihatan.

Baca juga: Konsumsi Kedelai Bisa Turunkan Risiko Demensia, Kok Bisa?

Ilustrasi pikun, demensiaSHUTTERSTOCK/fizkes Ilustrasi pikun, demensia

Seperti degenerasi makula, katarak dan penyakit mata akibat diabetes.

“Individu dengan kondisi mata dan sistemik berada pada risiko demensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki kondisi mata atau sistemik,” kata para peneliti.

Kendati demensia sangat erat kaitannya dengan penyakit mata, ternyata orang dengan glukoma tidak menunjukkan peningkatan risiko demensia yang signifikan.

Studi ini muncul ketika Alzheimer's Research UK mengatakan bahwa kesediaan publik untuk terlibat dalam penelitian medis berada pada angka paling tinggi sepanjang sejarah.

Menurut jajak pendapat pada 1.000 orang dewasa di Inggris, Skotlandia dan Wales, ditemukan sekitar 29 persen orang dewasa cenderung mempertimbangkan untuk terlibat dalam penelitian medis akibat adanya pandemi.

Baca juga: Ahli Minta Jangan Maklumi Lansia yang Pikun, Ini 10 Gejala Demensia

 

 

Artinya, sebanyak 69 persen dari mereka akan bersedia untuk terlibat dalam penelitian demensia dibandingkan dengan sampel orang tahun lalu yang hanya menunjukkan angka sebesar 50 persen.

"Ini adalah berita positif bagi ribuan penelitian yang menunggu untuk dilakukan guna membantu memahami dan mengatasi kondisi kesehatan seperti demensia, kanker dan penyakit jantung," kata Hilary Evans, Kepala Eksekutif Alzheimer's Research UK.

Terlebih mengingat gangguan penglihatan dapat menjadi salah satu tanda utama penyakit demensia.

Diperkirakan gangguan penyakit tersebut dapat berpengaruh terhadap lebih dari 130 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2050. 

Baca juga: 75 Persen Kematian Pasien Covid-19 adalah Orang Dengan Demensia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com