Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2021, 20:31 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comWabah bubonic adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Wabah ini menyerang manusia dan hewan.

Bakteri Y. pestis dibawa oleh kutu yang tinggal di tikus. Orang bisa tertular penyakit ini ketika digigit kutu tikus atau tikus yang sudah terinfeksi.

Kucing juga bisa menjadi media penularan. Ini terjadi ketika kucing memakan tikus yang terinfeksi.

Wabah bubonic atau pes bubonik diberi nama demikian karena menyebabkan pembengkakan nodus limfa (buboes). Nodus limfatik yang terkena antara lain di ketiak, pangkal paha, dan leher. Pembengkakan yang terjadi bisa mencapai ukuran telur dan menimbulkan pus.

Apakah wabah bubonic mematikan?

Ya, wabah bubonic sangat mematikan. Tercatat lebih dari 25 juta orang meninggal pada abad ke-14 akibat wabah ini. Ini melebihi dua per tiga populasi Eropa saat itu.

Orang yang meninggal akibat penyakit ini biasanya memiliki jaringan berwarna hitam ditubuhnya. Ini merupakan jaringan mati atau gangren. Oleh karena itulah, wabah itu juga disebut dengan wabah Black Death.

Baca juga: Wabah Pes Muncul di China, Dulu Sebabkan ‘Black Death’ yang Tewaskan Jutaan Jiwa

Gejala wabah bubonic

Gejala pes bubonik antara lain sebagai berikut:

  • Demam tinggi mendadak dan menggigil
  • Nyeri di area perut, lengan, dan kaki
  • Sakit kepala
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang terus membesar dan mengeluarkan pus atau nanah
  • Gangren atau mati jaringan di ujung jari tangan dan jari kaki
  • Terkadang disertai kesulitan bernapas, batuk berdarah, mual, dan muntah.

Pengobatan wabah bubonic

Pengobatan untuk pasien ini adalah dengan memberikan antiobiotik. Beberapa antibiotik yang bisa digunakan untuk kasus ini adalah ciprofloxacin, gentamicin, dan doxycycline.

Apakah wabah bubonic masih ada?

Wabah ini menyebabkan kematian paling banyak di tahun 1346 sampai 1353. Saat ini, wabah ini masih ada namun sangat jarang.

Di Amerika Serikat, rata-rata kasus pes bubonik ini hanya 7 kasus per tahun. Penyakit ini masih ditemukan di beberapa negara lain, seperti Afrika, Asia, Amerika Selatan, dan Amerika Barat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Oh Begitu
Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Oh Begitu
Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com