Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Badai Sitokin, Kondisi yang Dialami Deddy Corbuzier hingga Kritis

Kompas.com - 23/08/2021, 12:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

 

3. Badai sitokin, komplikasi pasien Covid-19

Badai sitokin adalah salah satu komplikasi yang dapat dialami oleh pasien Covid-19.

Pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin harus segera ditangani secara intensif karena kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ dan mengancam nyawa.

Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc SpP(K) menjelaskan, pada prinsipnya, jika ada virus yang masuk ke dalam organ paru di tubuh, maka reaksi yang timbul adalah keluarnya sitokin-sitokin.

Ketika virus SARS-CoV-2 memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin.

Sehingga, badai sitokin adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.

4. Badai sitokin pada pasien Covid-19 memicu peradangan paru

Erlina melanjutkan, pelepasan atau keluarnya sitokin ini dapat mempengaruhi perilaku sel di sekitarnya.

Sitokin tersebut lalu bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel tersebut untuk memicu reaksi peradangan.

Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr Kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., MSc dalam pemberitaan Kompas.com, Sabtu (16/5/2020) mengatkan, sitokin normalnya hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi.

Pada kondisi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

5. Bisa sebabkan kematian

Erlina menjelaskan, sitokin yang keluar dalam jumlah sedikit tidak memiliki pengaruh pada kondisi paru pasien, atau keadaan parunya tidak bermasalah.

Akan tetapi kalau jumlah sitokin yang dikeluarkan di paru sudah banyak, disebut sebagai badai sitokin, maka itu akan membuat paru sangat padat dan kaku.

Selama peradangan terjadi, sistem imun juga melepas molekul bersifat racun bagi virus dan jaringan paru-paru.

Tanpa penanganan yang tepat, fungsi paru-paru pasien dapat menurun hingga membuat pasien sulit bernapas dan tak bisa bertahan tanpa alat bantu pernapasan atau ventilator.

"Itulah yang membuat dia (pasien) sesak, susah bernapas, dan itu yang bisa menyebabkan meninggal," kata Erlina dalam pemberitaan Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

6. Gejala badai sitokin pada pasien Covid-19

Pada pasien Covid-19, badai sitokin menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah.

Kantung udara kecil di paru-paru akan dipenuhi cairan yang menyebabkan pasien Covid-19 kesulitan bernapas.

Selain sesak napas, sebagian besar pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin juga mengalami demam. Berikut adalah beberapa gejala badai sitokin yang perlu diwaspadai:

  • Kedinginan atau menggigil
  • Kelelahan
  • Pembengkakan di tungkai
  • Mual dan muntah
  • Nyeri otot dan persendian
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Batuk
  • Napas cepat
  • Kejang
  • Sulit mengendalikan gerakan
  • Kebingungan dan halusinasi
  • Tekanan darah sangat rendah
  • Penggumpalan darah

7. Pengobatan badai sitokin

Mahirsyah menjelaskan, interleukin-6 merupakan salah satu jenis sitokin yang terlibat pada proses inflamasi dan kanker.

Untuk pengobatan badai sitokin, kata dia, obat anti-interleukin-6, seperti Tocilizumab dan Sarilumab telah digunakan pada uji klinis pasian Covid-19.

Selain itu, vitamin C juga perlu diberikan kepada pasien Covid-19.

Baca juga: 5 Fakta Badai Sitokin, Penyebab Raditya Oloan Suami Joanna Alexandra Meninggal Dunia

Vitamin C bersifat antioksidan sehingga diduga dapat mengurangi keparahan badai sitokin.

Jadi, badai sitokin ini tergantung pada daya tahan tubuh atau sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus yang masuk.

Apabila daya tahan tubuh kuat, virus yang masuk bisa dikalahkan dan pasien Covid-19 bisa sembuh.

Sumber: Kompas.com (Firda Janati, Ellyvon Pranita / Kistyarini, Lulu Lukyani, Holy Kartika Nurwigati, Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com