Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

401 Dokter Meninggal karena Covid-19, Faskes Penuh Tingkatkan Risiko Nakes Terpapar Virus

Kompas.com - 26/06/2021, 18:10 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan sebanyak 401 dokter meninggal dunia karena Covid-19. Fasilitas kesehatan (faskes) yang penuh akibat naiknya kasus Covid-19 membuat tenaga kesehatan (nakes) semakin berisiko terpapar virus corona.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi dalam Diskusi Daring Tim Mitigasi PB IDI dan Media Terkait Situasi Terkini Pandemi dan Perlindungan Dokter di Indonesia, Jumat (25/6/2021).

Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia pascalibur Lebaran lalu disebut menjadi salah satu penyebab peningkatan angka penularan virus corona.

Saat ini, sejumlah daerah di Indonesia bahkan telah kewalahan menangani pasien Covid-19.

Kondisi saat ini, kata dr Adib, berkaitan dengan overload Bed Occupancy Rate (BOR) di seluruh fasilitas kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit.

"Kondisinya (faskes penuh) membawa risiko paparan yang cukup tinggi pada tenaga kesehatan," ungkap dr Adib.

Baca juga: 161 Dokter Meninggal akibat Corona, IDI: Libur Panjang Selalu Memicu Lonjakan Kasus

 

Data saat ini, kata dr Adib, ada 401 dokter yang meninggal karena Covid-19. Dari Mei lalu, ada penambahan sekitar 26 sampai 27 dokter yang meninggal.

Berikut data tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena Covid-19 per Mei-Juni 2021.

  1. Dokter: 401 dokter (24 Juni 2021)
  2. Perawat: lebih dari 315 perawat (18 Mei 2021)
  3. Tenaga laboratorium medis: lebih dari 25 orang
  4. Dokter gigi: lebih dari 43 dokter
  5. Apoteker: lebih dari 15 orang
  6. Bidan: lebih dari 150 orang (Februari 2021).

Banyaknya dokter meninggal akibat Covid-19, salah satunya karena tingginya paparan Covid-19 di sejumlah fasilitas kesehatan.

 

Beredarnya video viral yang menunjukkan sejumlah rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) lainnya yang penuh dengan pasien-pasien Covid-19, kata dr Adib, merupakan kondisi yang memang terjadi saat ini.

"Ini memang kondisi (Covid-19) yang lebih buruk jika dibandingkan dengan Januari," jelas dia.

Sebab, pada Januari lalu, tercatat 65 dokter meninggal dunia karena Covid-19.

Baca juga: 132 Dokter Meninggal karena Covid-19, Vaksin Terbaik Protokol Kesehatan

Prajurit Korps Marinir TNI AL memberi hormat kepada mendiang Liza Putri Noviana di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/6/2021). Liza merupakan tenaga kesehatan pertama di RSDC yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Prajurit Korps Marinir TNI AL memberi hormat kepada mendiang Liza Putri Noviana di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/6/2021). Liza merupakan tenaga kesehatan pertama di RSDC yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19.

Sementara itu, di Kudus, tingginya angka kasus penularan Covid-19 di daerah tersebut setelah libur Lebaran juga tak hanya membuat fasilitas kesehatan penuh pasien.

Diungkapkan Ketua IDI Kudus, dr Ahmad Syaifuddin M.Kes, ada 500 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

"Tapi masih saya minta update data (nakes). Namun, sampai minggu kemarin sudah lebih dari 500 nakes yang terpapar. Kondisinya, satu dokter, dua perawat dan satu ahli gizi meninggal dunia," papar dr Ipul, biasa ia disapa.

Dr Ipul menambahkan kondisi pasien Covid-19 di rumah sakit tidak lagi tampak penuh seperti sebelumnya.

Baca juga: Bertambah 117 Dokter Meninggal, IDI Tegaskan Harus Perketat 3M

 

"BOR di rumah sakit berkisar antara 80 sampai 85 persen setiap hari. Karena rumah sakit-rumah sakit di Kudus, ketika awal-awal lonjakan diminta untuk meningkatkan fasilitas tempat tidur sampai 50 persen," jelas dr Ipul.

Menghadapi kondisi ini, IDI pun telah memberikan imbauan beberapa upaya untuk meningkatkan kewaspadaan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Dr Adib menyampaikan imbauan kepada rekan sejawat untuk memperketat penggunaan APD (alat pelindung diri), serta mengatur skala prioritas.

"Kami mengimbau juga kepada rekan sejawat berusia di atas 65 tahun untuk tetap di rumah, namun tetap stand by jika sewaktu-waktu dimintai bantuan," imbuh dr Adib.

 

Baca juga: 109 Dokter Meninggal karena Covid-19, PB IDI Minta Pemerintah Tegas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com