KOMPAS.com- Jumlah kasus dokter yang meninggal dunia di Indonesia akibat terinfeksi Covid-19 bertambah 5 orang, sehingga data per 9 Oktober 2020 sudah mencapai 132 dokter.
Data terbaru ini disampaikan oleh tim mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Tim mitigasi IDI menyebutkan, jumlah kematian dokter yang terus meningkat ini dikarenakan adanya lonjakan pasien Covid-19 terutama Orang Tanpa Gejala (OTG), yang banyak mengabaikan perilaku protokol kesehatan di berbagai daerah juga meningkat.
Bahkan, klaster-klaster baru penularan Covid-19 juga terus bermunculan dalam beberapa minggu terakhir, karena sejumlah wilayah di Indonesia mulai melepas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Tidak hanya itu, sudah banyak pula wilayah yang kembali dibuka untuk pendatang yang berarti lebih banyak orang menjalani aktivitas di luar rumah.
Baca juga: Kematian Dokter Gigi akibat Covid-19 Meningkat, Begini Protokol Periksa Gigi
Potensi penularan terbaru juga bisa terjadi dari peristiwa demonstrasi yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
Melihat kondisi ini, Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari tim mitigasi PB IDI, Dr dr Eka Ginanjar menegaskan bahwa sampai vaksin Covid-19 selesai diujicoba dan terbukti efektif serta aman digunakan, maka tidak ada vaksin yang lebih baik daripada protokol kesehatan yakni melakukan 3M.
Adapun 3M yang dimaksudkan adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak aman fisik.
"Walaupun sulit dan banyak masyarakat belumm terbiasa, namun langkah 3M ini adalah cara yang paling efektif hingga saat ini dalam mencegah penularan," kata Eka, Sabtu (10/10/2020).