Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Covid-19 Berpotensi Turunkan Fungsi Pendengaran, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 14/05/2021, 18:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Monik Alamanda

SAAT ini, banyak orang menyamakan Covid-19 dengan gejala pernapasan seperti sesak dan batuk, dan penurunan indra penciuman. Namun SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, sebetulnya bisa menyerang bagian tubuh lain, termasuk indra pendengaran.

Sejumlah laporan kasus dan penelitian dari berbagai belahan dunia melaporkan adanya kasus penurunan pendengaran pada pasien positif Covid-19, baik yang dikeluhkan pasien atau baru diketahui saat pemeriksaan.

Sejauh ini terdapat 249 laporan penurunan pendengaran pada pasien positif atau suspek Covid-19 dari 50 negara. Diagnosis dan tata laksana dini oleh dokter telinga hidung tenggorok bedah kepala leher (THT-KL) dapat memberikan hasil yang positif berupa perbaikan gejala.

Ahli THT-KL sebenarnya telah lama mengetahui infeksi virus, seperti herpes, sitomegalovirus, atau coronavirus lain misalnya, dapat menyebabkan penurunan pendengaran mendadak, baik pada hanya satu atau kedua telinga.

Baca juga: Studi: Gangguan Pendengaran hingga Vertigo, Dikaitkan dengan Covid-19

Gejala penurunan pendengaran yang muncul sangat bervariasi bergantung pada jenis virus penyebab. Hasil penelitian mengenai penurunan pendengaran tersebut sangat bervariasi.

Namun Fetterman dan koleganya dari University of Southern California memperkirakan terapi dini yang dimulai kurang dari satu bulan sejak munculnya gejala dapat memberikan hasil yang positif pada 50% kasus dan menurun 25% jika terapi dimulai setelahnya.

Teori pendukung

Sejak awal pandemi banyak ahli memperkirakan SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan penurunan pendengaran.

Teori tersebut kemudian didukung oleh adanya beberapa laporan kasus penurunan pendengaran pada pasien Covid-19 dari berbagai rumah sakit atau sentra kesehatan lainnya di berbagai belahan dunia.

Sebuah laporan dari Thailand pada Maret 2020 menyatakan ada kasus penurunan pendengaran pada pasien Covid-19. Sejak saat itu, kasus-kasus serupa juga mulai dilaporkan dari berbagai negara dunia: Mesir, Amerika Serikat, Qatar, Jerman, Turki, Australia, Inggris, Brazil, Irlandia, Cina, Jepang, Iran, dan negara lain.

Memang laporan penurunan pendengaran pada pasien Covid-19 tidak sebanyak gejala lainnya. Hingga saat ini belum ada laporan kasus serupa di Indonesia.

Tujuh belas laporan kasus dari 14 negara menyebutkan 32 pasien Covid-19 pendengarannya menurun. Selain itu, 11 penelitian lain di 50 negara menunjukkan adanya 217 kasus penurunan pendengaran dari total 6.626 pasien Covid-19 (3,3%).

Kasus yang dilaporkan bervariasi mulai dari penurunan pendengaran ringan hingga tuli total, pada satu atau kedua telinga. Sejauh ini, pasien yang dilaporkan berada dalam rentang usia 18-81 tahun.

Selain penurunan pendengaran, beberapa pasien juga mengeluhkan gangguan telinga lain berupa suara berdenging, vertigo atau pusing berputar, dan nyeri telinga.

Baca juga: Lagi, Pasien Covid-19 Kehilangan Pendengaran Permanen

Pada beberapa kejadian, gejala penurunan pendengaran muncul sebelum, berbarengan, atau setelah gejala pernapasan yang banyak terjadi pada kasus Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com