Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Covid-19 Berpotensi Turunkan Fungsi Pendengaran, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 14/05/2021, 18:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada kasus lain, gangguan telinga dilaporkan sebagai satu-satunya gejala Covid-19.

Selain gangguan penghantaran suara, SARS-CoV-2 juga diperkirakan dapat menyerang telinga dalam maupun pusat pendengaran di batang otak dan otak besar secara langsung. Teori lain menyatakan adanya kerusakan saraf pendengaran yang disebabkan oleh radang akibat SARS-CoV-2 di sepanjang jalur saraf.

Teori iskemia menyatakan pembekuan darah akibat SARS-CoV-2 juga dapat menghambat transfer oksigen menuju organ pendengaran. Teori-teori tersebut menjelaskan potensi menetapnya penurunan pendengaran menjadi permanen pada kasus Covid-19.

Kasus pada orang tanpa gejala

Yang menarik, penurunan pendengaran secara objektif juga ditemukan pada orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Sebuah riset di Mesir memeriksa fungsi pendengaran secara objektif pada 20 pasien OTG usia 20-50 tahun dan membandingkannya dengan kelompok kontrol.

Dibandingkan kelompok kontrol, peneliti menemukan adanya penurunan rata-rata fungsi pendengaran frekuensi tinggi pada kelompok OTG. Frekuensi >4000Hz tersebut merupakan rentang suara yang lebih tinggi dari percakapan sehari-hari. Hal ini menjelaskan tidak adanya keluhan penurunan pendengaran oleh pasien.

Namun, penelitian ini menunjukkan adanya potensi penurunan pendengaran yang tidak terdeteksi pada pasien Covid-19. Meski tidak selalu mengganggu aktivitas sehari-hari, penelitian ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan fungsi pendengaran pada pasien Covid-19.

Baca juga: Pendengaran, Indera Terakhir yang Berfungsi Menjelang Kematian

Berkaca dari kasus-kasus sebelum masa Covid-19, pemeriksaan oleh dokter spesialis THT-KL untuk penurunan pendengaran mendadak memiliki waktu emas.

Meski tidak semua kasus dapat kembali ke fungsi pendengaraan semula, diagnosis dini penurunan pendengaran menjadi penting bagi pasien karena intervensi segera pada kasus akibat virus dapat memperbaiki fungsi pendengaran. Hal ini juga diperkirakan berlaku untuk penurunan pendengaran pada Covid-19.

Konteks Indonesia

Saat ini belum ada laporan kasus penurunan pendengaran pada pasien Covid-19 di Indonesia, yang dapat disebabkan belum adanya penelitian mengenai hal ini di Indonesia. Untuk itu, riset mengenai penurunan pendengaran pada Covid-19 di Indonesia sangat diperlukan.

Beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi oleh peneliti dan dokter adalah pemeriksaan fungsi pendengaran harus dilakukan dalam ruangan tertutup yang hening atau kedap suara, sehingga meningkatkan risiko penularan Covid-19.

Lokasi pemeriksaan pendengaran yang didedikasikan untuk pasien Covid-19 dapat menjadi salah satu alternatif.

Namun mengingat risiko yang lebih besar jika tidak segera diperiksa oleh dokter THT-KL, pemeriksaan fungsi pendengaran dini sebaiknya dilakukan segera pada orang dengan positif Covid-19 atau penurunan pendengaran mendadak.

Monik Alamanda

Research Assistant for EXPLAIN study, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU)

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "COVID-19 berpotensi turunkan fungsi pendengaran pasien". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com