Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di India Membuat Banyak Jenazah Penuhi Tepi Sungai Gangga

Kompas.com - 12/05/2021, 12:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

Sumber ABC

KOMPAS.com- Varian Covid-19 India semakin mengganas. Penampakan jenazah penuhi tepi Sungai Gangga, menunjukkan tingginya angka kematian di negara ini.

Puluhan jenazah yang diduga korban Covid-19, seperti dikutip dari ABC, Rabu (12/5/2021), terlihat berada di sepanjang tepi Sungai Gangga di India utara.

Pandemi virus corona di negara ini semakin menyebar dengan cepat hingga ke pedalaman pedesaan di India. Akibatnya, tak hanya fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit saja yang kewalahan, tetapi juga layanan krematorium dan tempat pemakaman.

Ashok Kumar, pejabat lokal mengatakan bahwa ada sekitar 40 mayat ditemukan di kawasan Buxar, dekat perbatasan antara Bihar dan Uttar Pradesh, yakni dua negara bagian yang termiskin di India.

Baca juga: Bahaya Mukormikosis, Infeksi Jamur Hitam yang Dialami Pasien Covid-19 di India

 

"Kami telah mengarahkan pejabat untuk menangani jenazah-jenazah yang ada ada, baik dengan cara menguburkannya atau mengkremasinya," kata Ashok.

Ashok mengungkapkan bahwa beberapa jenazah di antaranya dalam keadaan membengkak, ada pula mayat yang terbakar hanya sebagian, dan tampaknya sudah berada di sungai selama beberapa hari.

Penduduk setempat mengatakan bahwa jenazah-jenazah tersebut dibuang ke sungai karena layanan kremasi sudah tidak lagi mampu menampungnya, atau keluarga tidak mampu membeli kayu untuk upacara kremasi.

Menurut laporan yang ada, total ada 100 jenazah yang ditemukan di pinggir sungai di Buxar serta daerah terdekat. Sedikitnya, India mencatatkan 4.000 kematian akibat Covid-19 setiap harinya. Jumlah kematian total telah mencapai hampir 250.000 kasus.

Baca juga: Fakta Covid-19 di India, Seperti Apa Kondisi Pandemi di Negara Ini?

Seorang pekerja menyiramkan bahan bakar ke api yang menyala mengkremasi jenazah korban Covid-19 di krematorium terbuka di Bengaluru, India, pada 5 Mei 2021.AP PHOTO/Aijaz Rahi Seorang pekerja menyiramkan bahan bakar ke api yang menyala mengkremasi jenazah korban Covid-19 di krematorium terbuka di Bengaluru, India, pada 5 Mei 2021.

Selama akhir pekan, India juga mencatatkan lebih dari 750.000 kasus, menurut angka dari John Hopkins University, dan menjadikan negara ini memiliki total kasus Covid-19 mencapai lebih dari 22 juta kasus.

Kendati demikian, para ahli meyakini bahwa sebenarnya angka kasus harian bisa beberapa kali lebih tinggi, jika mengutip laporan dari krematorium.

Kondisi ini pun diperparah dengan semakin meluasnya penyebaran varian Covid-19 India hingga ke luar kota besar, yakni ke pedesaan.

Lonjakan kasus Covid-19 di India ini pun semakin buruk di wilayah pedesaan, sebab di daerah tersebut tidak banyak rumah sakit, ditambah sistem pendataan yang buruk.

Baca juga: WHO Klasifikasikan Virus B.1.617 India sebagai Variant of Concern, Ini Artinya

 

Lockdown nasional di India

Angka infeksi baru dan kematian akibat Covid-19 di India, telah mencapai rekor tertinggi harian secara konsisten selama berminggu-minggu.

India tidak hanya menghadapi hantaman badai Covid-19 dengan varian baru virus corona.

Akan tetapi juga diperparah dengan semakin banyaknya kasus infeksi jamur hitam, yang belum lama ini terdeteksi di tengah tingginya kasus Covid-19 di negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengalami banyak tekanan dan didesak untuk segera mengumumkan lockdown nasional, sebagai akibat tingginya penularan virus corona dan kematian Covid-19 di India.

Baca juga: Rekor Covid-19 di India, 412.000 Kasus Harian dan Hampir 4.000 Kematian dalam 24 Jam

Tempat-tempat pembakaran jenazah darurat untuk mengkremasi jenazah pasien Covid-19 di sebuah lapangan di New Delhi, India, Sabtu, 24 April 2021.AP/ALTAF QADRI via VOA INDONESIA Tempat-tempat pembakaran jenazah darurat untuk mengkremasi jenazah pasien Covid-19 di sebuah lapangan di New Delhi, India, Sabtu, 24 April 2021.

Tahun lalu, Modi juga memberlakukan lockdown nasional selama gelombang pertama Covid-19 di negara ini.

Desakan internasional akan tuntutan lockdown nasional di India juga disampaikan penasihat kesehatan Gedung Putih, Dr Anthony Fauci.

Varian Covid-19 India jadi perhatian global

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa varian virus corona yang pertama kali terindentifikasi di India tahun lalu, diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian global.

Dalam beberapa studi pendahuluan menunjukkan bahwa varian baru virus corona India itu menyebar dengan lebih mudah.

Baca juga: Epidemiolog: Pandemi Covid-19 Indonesia Bisa seperti India jika...

 

Sedangkan varian B.1.617 adalah varian virus corona yang keempat yang juga dianggap perhatian global. Sehingga, untuk varian corona tersebut dibutuhkan pelacakan dan analisis yang lebih detil.

Varian lainnya adalah yang terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan dan Brasil.

"Kami mengklasifikasikan ini sebagai yang menjadi perhatian di tingkat global," kata Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk Covid-19.

Varian baru virus corona India telah menyebar ke negara lain. Banyak negara yang telah membatasi dan menutup pintu masuk dari India, untuk mencegah penularan Covid-19 dari varian tersebut di negaranya.

Baca juga: Makin Mengerikan, Tsunami Covid-19 India Tembus 400.000 Kasus Sehari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com