KOMPAS.com – Premature ejaculation atau ejakulasi dini merupakan kondisi ketika seseorang berhubungan intim dan mengalami orgasme kurang dari satu menit.
Sebenarnya, tidak ada waktu yang pasti mengenai kapan pria harus ejakulasi saat berhubungan seks.
Namun, jika ejakulasi dan kehilangan ereksi dalam waktu singkat, mungkin si pria dan pasangannya merasa tidak ada cukup waktu untuk menikmatinya.
Ejakulasi dini memang bisa membuat frustasi, namun ini merupakan kondisi umum yang dialami pria.
Jika terjadi hanya sesekali, ejakulasi dini bukanlah gangguan atau masalah yang perlu dikhawatirkan.
Baca juga: Halo Prof! Benarkah Sering Ejakulasi Bisa Cegah Penyakit Prostat?
Dilansir dari WebMD, 7 Juli 2020, penyebab ejakulasi dini belum diketahui, namun kimiawi otak pria, setidaknya, bisa menjadi sebagian alasannya.
Pria yang memiliki kadar serotonin rendah di otak cenderung membutuhkan waktu lebih singkat untuk ejakulasi.
Selain itu, faktor emosional seperti depresi, kecemasan, tidak percaya diri, perasaan negatif terhadap hubungan seksual, dan masalah dalam hubungan juga berperan untuk ejakulasi pria.
Beberapa kondisi fisik juga dapat menyebabkan ejakulasi dini, yakni tingkat hormon yang tidak biasa, neurotransmitter yang tidak teratur, dan peradangan atau infeksi pada prostat atau uretra.
Dalam beberapa kasus, ejakulasi dini bisa diatasi dengan beberapa perubahan pada aktivitas seksual.
Baca juga: Waspada Gejala Flu Setelah Ejakulasi, Itu Tanda Kelainan Autoimun
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.