Para peneliti juga mengonfirmasi hal itu dengan menggunakan pemodelan evolusioner. Ini melibatkan perbandingan ciri-ciri primata yang berbeda, baik yang hidup maupun yang punah, untuk memahami hubungan evolusioner antara ciri-ciri fisik dan pergerakan.
“Singkatnya, pendekatan ini memodelkan evolusi sifat di seluruh pohon kehidupan, yang dalam hal ini mencakup semua spesies dalam analisis kami,” tambah Prang.
Memahami morfologi tangan dari kerabat manusia paling awal, membawa kita selangkah lebih dekat untuk menjelaskan mengapa manusia begitu berbeda dari kerabat dekat kita.
Seperti salah satunya adalah menunjukkan, bahwa nenek moyang terakhir simpanse dan manusia ternyata relatif mirip simpanse sebelum akhirnya terjadi perubahan besar evolusioner menuju bipedalisme (berjalan dengan dua kaki) dan ketangkasan tangan.
Meski begitu, pandangan dari Prang juga tetap mendapat pertentangan dari beberapa pihak.
Seperti Sergio Almécija di Museum Sejarah Alam Amerika New York yang menyebut perlu dilakukan penelitian pada lebih banyak fosil kera zaman Miosen untuk menguji aspek fundamental nenek moyang terakhir kita dengan kera.
Baca juga: Sebelum Ada Api, Nenek Moyang Manusia Memasak dengan Mata Air Panas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.