Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Nenek Moyang Manusia Langsung Berjalan dengan Dua Kaki? Ahli Temukan Jawabannya

Kompas.com - 16/03/2021, 08:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti dalam studi barunya menemukan, jika sebelum berjalan dengan menggunakan dua kaki, nenek moyang manusia berpindah dengan cara berayun dari cabang pohon ke dahan lainnya.

Nenek moyang manusia juga berjalan dengan menggunakan jari seperti simpanse.

Temuan yang telah dipublikasikan di Science Advances ini pun menentang pemikiran sebelumnya, yang menyebut jika hominin paling awal tidak melakukan kedua perilaku tersebut.

Baca juga: Nenek Moyang Manusia Hidup Berdampingan dengan Dinosaurus, Ini Buktinya

Mengutip New Scientist, Senin (15/3/2021) kesimpulan mengenai bagaimana nenek moyang kita berjalan itu didapat dari analisis fosil Ardipithecus ramidus yang berusia 4,4, juta tahun.

Fosil yang dijuluki Ardi itu dianggap sebagai salah satu hominin paling awal yang diketahui.

Dalam studi tersebut, Thomas Cody Prang dari Texas A&M University bersama rekannya melakukan pengukuran tangan Ardi yang dilaporkan pada 2009 lalu serta membandingkannya dengan 416 pengukuran tangan pada 53 spesies primata yang masih hidup, termasuk simpanse, bonobo, dan manusia.

"Analisis menunjukkan bahwa tangan Ardi mirip simpanse, menyiratkan bahwa manusia dan simpanse berevolusi dari nenek moyang yang mirip simpanse," kata Prang.

Peneliti juga menemukan, tulang jari tangan dan telapak tangan memiliki ukuran serupa dengan kera. Dimensi sendi dan buku jari juga relatif besar.

Jadi menurut peneliti bentuk tersebut merupakan adaptasi yang mungkin telah membantu hominin untuk berpegangan pada cabang dan bahkan berjalan dengan buku jari.

"Ardi juga memiliki tulang jari memanjang dan lebih melengkung yang ditemukan serupa pada hewan yang biasanya bergelantungan di dahan," ungkap Prang.

Lebih lanjut, peneliti menyebut jika primata bertubuh besar cenderung bergelantungan di dahan dan memanjat pohon, sedangkan hewan bertubuh lebih kecil seperti monyet mampu berjalan di sepanjang dahan.

"Studi cukup meyakinkan menunjukan bahwa tangan Ardi memiliki beberapa adaptasi suspensori yang menurut saya lebih masuk akal mengingat ukuran tubuhnya," papar Tracy Kivell dari University of Kent, Inggris.

 

Ilustrasi manusia purba Homo sapiensshutterstock.com Ilustrasi manusia purba Homo sapiens

Para peneliti juga mengonfirmasi hal itu dengan menggunakan pemodelan evolusioner. Ini melibatkan perbandingan ciri-ciri primata yang berbeda, baik yang hidup maupun yang punah, untuk memahami hubungan evolusioner antara ciri-ciri fisik dan pergerakan.

“Singkatnya, pendekatan ini memodelkan evolusi sifat di seluruh pohon kehidupan, yang dalam hal ini mencakup semua spesies dalam analisis kami,” tambah Prang.

Memahami morfologi tangan dari kerabat manusia paling awal, membawa kita selangkah lebih dekat untuk menjelaskan mengapa manusia begitu berbeda dari kerabat dekat kita.

Seperti salah satunya adalah menunjukkan, bahwa nenek moyang terakhir simpanse dan manusia ternyata relatif mirip simpanse sebelum akhirnya terjadi perubahan besar evolusioner menuju bipedalisme (berjalan dengan dua kaki) dan ketangkasan tangan.

Meski begitu, pandangan dari Prang juga tetap mendapat pertentangan dari beberapa pihak.

Seperti Sergio Almécija di Museum Sejarah Alam Amerika New York yang menyebut perlu dilakukan penelitian pada lebih banyak fosil kera zaman Miosen untuk menguji aspek fundamental nenek moyang terakhir kita dengan kera.

Baca juga: Sebelum Ada Api, Nenek Moyang Manusia Memasak dengan Mata Air Panas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com