Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Juta Tahun Lalu, Nenek Moyang Manusia Gemar Memanjat Pohon

Kompas.com - 03/04/2020, 12:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Berjalan dengan dua kali telah menjadi ciri khas manusia modern yang membedakan kita dengan kera, kerabat terdekat manusia.

Namun, seperti dilansir dari Phys.org, Senin (30/3/2020), ternyata sekitar dua juta tahun yang lalu nenek moyang manusia sangat suka memanjat pohon.

Kesimpulan ini berdasarkan penelitian terhadap dua fosil tulang kaki yang ditemukan di Afrika Selatan, 60 tahun yang lalu.

Penelitian tersebut mengungkapkan kalau fosil yang dipercaya milik spesies hominin Paranthropus robustus yang hidup 1 hingga 3 juta tahun lalu itu punya sendi pinggul yang sangat lentur. Postur ini berhubungan dengan kemampuan memanjat pohon.

Baca juga: Studi Baru Sebut Manusia Purba Makan Hiu dan Lumba-Lumba

Awalnya peneliti tidak menyadari, sebab kedua fosil dari luar menunjukkan tulang manusia yang berjalan dengan dua kaki.

Namun saat memeriksa struktur tulang internal, tanpa diduga tim peneliti yang dipimpim oleh University of Kent ini menemukan sendi pinggul yang berbeda.

Hasil ini menunjukkan bahwa informasi baru mengenai evolusi manusia dapat tersembunyi di dalam fosil tulang yang dapat mengubah pemahaman kita tentang kapan, di mana, dan bagaimana manusia menjadi seperti sekarang ini.

"Sangat menarik bisa merekonstruksi perilaku sebenarnya dari orang-orang yang hidup jutaan tahun lalu. Dan setiap kali kita melihat CT scan dari fosil tersebut merupakan kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru tentang sejarah evolusi manusia," kata Dr. Leoni Georgiou, peneliti dari Univerity of Kent.

Baca juga: Manusia Purba Buat Lingkaran dari Tulang Mammoth, Apa Fungsinya?

Meski begitu peneliti mengaku kesulitan untuk menentukan seberapa tinggi manusia dapat memanjat pohon.

Untuk itu, kini tim peneliti memperluas studi dengan mempelajari bagian lain seperti tangan, kaki, lutut, bahu, dan tulang belakang.

"Analisis lebih lanjut ini tentunya bisa mengungkapkan temuan lain dari evolusi perilaku manusia," tambah Dr Matthew Skinner, peneliti lain yang tergabung dalam studi ini.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal PNAS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com