Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi Covid-19, Ini 6 Hal terkait Virus Corona yang Masih Jadi Misteri

Kompas.com - 02/03/2021, 19:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber CNN,aamc

4. Mengapa efek Covid-19 berbeda pada setiap orang?

Ketika Covid-19 pertama kali diidentifikasi, tampak terlihat sebagai penyakit pernapasan, seperti demam, batuk, dan sesak napas.

Namun seiring berjalannya waktu, berbagai gejala dan komplikasi penyakit ini mulai terlihat.

Banyak orang kehilangan indra perasa dan penciumannya, muntah dan diare, atau mengalami perubahan warna pada jari tangan atau kaki mereka. Beberapa bahkan mengalami gangguan kognisi atau kerusakan otak.

Peneliti juga mengungkap, bahwa mereka yang pulih dari Covid-19 dapat mengalami efek jangka panjang atau long covid, termasuk kecemasan, kerusakan otak atau brain fog, dan kelelahan kronis.

Dibanding wanita, data penelitian menunjukkan lebih banyak pria yang meninggal karena Covid-19.

Tetapi, ditemukan lebih banyak wanita yang melaporkan menderita gejala jangka panjang atau long covid daripada pria.

Selain itu, angka kematian juga tinggi pada orang lanjut usia yang terinfeksi Covid-19.

Orang-orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta, seperti hipertensi dan diabetes berisiko lebih tinggi mengembangkan gejala parah Covid-19.

Sementara Colignon mengatakan, anak-anak cenderung mengalami infeksi Covid-19 yang tidak terlalu serius, ini kemungkinan karena mereka memiliki lebih sedikit reseptor ACE2 di hidung mereka. Reseptor ini adalah cara virus corona masuk ke dalam sel tubuh.

“Berbagai gejala dan proses penyakit yang dialami pasien Covid-19 adalah misteri besar lain dari virus ini,” kata McKinney.

Baca juga: Selain Risiko Kematian, Pasien Covid-19 Dihantui Gejala Menetap

5. Berapa lama kekebalan bertahan?

Pada bulan Agustus, peneliti dari Universitas Hong Kong mengatakan seorang pria berusia 33 tahun kembali terinfeksi Covid-19 - 4,5 bulan setelah dia pertama kali terinfeksi.

Itu sepertinya mengonfirmasi apa yang ditakuti beberapa orang - bahwa mungkin saja untuk terinfeksi dua kali.

Kabar baiknya, menurut Collignon adalah, meski dapat terinfeksi dua kali, itu sangat jarang terjadi.

“Sekitar 99% orang yang terinfeksi virus tampaknya tidak terinfeksi lagi, setidaknya selama enam bulan setelah mereka terinfeksi,” kata Collignon.

Pertanyaan besar yang kemudian muncul adalah, berapa lama kekebalan alami dari virus corona bertahan?

Para ilmuwan belum dapat menjawabnya. Hal yang sama berlaku untuk vaksin – belum diketahui berapa lama kekebalannya bertahan.

“Para ilmuwan berasumsi, bahwa vaksin akan memberikan beberapa bentuk kekebalan selama beberapa tahun. Tapi intinya, kami belum tahu," kata Colignon.

Ferran mengingatkan, semakin lama menunda vaksinasi, semakin besar peluang virus corona untuk bermutasi.

Beberapa vaksin baru menggunakan teknologi mRNA, yang belum pernah digunakan secara luas sebelumnya – sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah kekebalan dari vaksin tersebut akan bertahan untuk jangka waktu yang sama seperti vaksin tradisional?

6. Kapan pandemi Covid-19 akan berakhir?

Banyak orang di dunia menggantungkan harapan mereka pada vaksin, tetapi itu pun bukan perbaikan yang cepat.

Kemungkinan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memvaksinasi sebagian besar populasi dunia.

"Saya pikir vaksin adalah cara yang harus dilakukan. Tetapi orang-orang tampaknya memiliki pandangan bahwa itu akan memberi perlindungan 100%. Padahal, tidak ada vaksin yang melakukan itu," jelas Collignon.

Dan bahkan jika seseorang divaksinasi, para ilmuwan belum tahu apakah mungkin mereka bisa tertular virus corona dan menyebarkannya.

Sekalipun vaksinasi berhasil didistribusikan lebih luas, menurut para peneliti, kita kemungkinan akan tetap hidup dengan virus corona.

Baca juga: Setahun Pandemi di Indonesia, Apa Saja Penanganan Covid-19 yang Harus Dibenahi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com