Kendati demikian, drg Iing menegaskan bahwa pelayanan rumah sakit di tengah pandemi virus corona ini tidak hanya melayani dan merawat pasien Covid-19.
"Tetapi juga pasien dengan penyakit lainnya. Artinya, rumah sakit juga harus membagi zonasinya. Menambah tempat tidur, harus menentukan juga zonasi, alur dari IGD ke rawat inap hingga pasien pulang. Harus terpisah agar masyarakat umum juga merasa aman saat harus berobat ke rumah sakit," jelas drg Iing.
Jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai lebih dari 2.900 rumah sakit, 700 lebih di antaranya adalah rumah sakit rujukan Covid-19.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Diprediksi Tinggi, Ini Strategi Hadapi Rumah Sakit Penuh
Namun, drg Iing mengungkapkan bahwa tidak semua rumah sakit memiliki kemampuan yang sama untuk menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien khusus Covid-19.
Pasalnya, setiap rumah sakit memiliki struktur dan zonasi ruangan yang berbeda-beda. Membutuhkan waktu untuk mengubah tempat tidur biasa menjadi tempat tidur khusus isolasi.
"Paling sulit adalah menambah alat kesehatan, seperti ventilator, atau SDM serta perawatnya dan paling penting juga sirkulasi udara di ruangan itu," jelas drg Iing.
Baca juga: Rumah Sakit Covid-19 di Jakarta Hampir Penuh, Ini 3 Strategi dari Ahli