Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembuh dari Covid-19, Apakah Tubuh Jadi Kebal Virus Corona?

Kompas.com - 10/02/2021, 07:07 WIB
Dea Syifa Ananda,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Banyak orang beranggapan bahwa, pasien yang pernah terjangkit virus Covid-19 dan telah dinyatakan sembuh, akan kebal dan tidak dapat terpapar virus itu kembali karena sudah memiliki antibodi untuk melawannya. Namun, benarkah demikian?

Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science menemukan bahwa memori sistem imunitas terhadap Covid-19 bisa bertahan selama delapan bulan.

Dipaparkan oleh Shane Crotty, PhD, seorang profesor di La Jolla Institute of Immunology yang ikut memimpin penelitian, timnya menemukan hal ini setelah mengukur keempat komponen memori imunitas yaitu antibodi, memori sel B. , sel T pembantu dan sel T pembunuh.

Keempatnya diobservasi bertahan di dalam tubuh, setidaknya selama 8 bulan setelah terinfeksi virus, bahkan pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan sekali pun.

Baca juga: 5 Alasan Harus Tetap Pakai Masker Meski Sudah Vaksin Covid-19

Ini artinya, tubuh dapat "mengingat" virus SARS-CoV-2 dan jika bertemu virus yang sama lagi; sel B memori akan dapat dengan cepat bersiap dan memproduksi antibodi untuk melawan infeksi ulang.

Apakah kita menjadi kebal?

Melihat hasil tersebut, tim peneliti yang dipimpin oleh Crotty pun menduga bahwa mereka yang telah pulih dari Covid-19 mungkin bisa terlindung dari infeksi ulang selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Namun, ini baru dugaan.

Seperti dikatakan oleh Dr. Steven Sperber, kepala sementara divisi penyakit menular di Hackensack University Medical Center, seperti dikutip dari Healthline, (11/1/2021), masih banyak yang tidak diketahui para ahli tentang SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Sebab, SARS-Cov-2 adalah jenis virus corona baru.

Beberapa pertanyaan yang perlu diselidiki lebih lanjut, di antaranya adalah apakah keberadaan antibodi menandakan kekebalan terhadap Covid-19, berapa lama kekebalan bertahan bila demikian dan apakah mengukur antibodi merupakan cara terbaik untuk mengukur kekebalan.

Baca juga: Setelah Sembuh dari Covid-19, Mungkinkah Tertular Lagi?

Sperber pun menjelaskan bahwa hasil tes antibodi Covid-19 yang positif hanya menandakan bahwa Anda pernah terpapar penyakit ini sebelumnya. Dengan kata lain, untuk saat ini masih belum dapat dipastikan apakah memiliki antibodi positif berarti sudah kebal terhadap virus.

Pasalnya, dalam beberapa kasus, antibodi memang dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi ulang. Namun, ada juga kasus di mana antibodi tidak dapat mencegah sepenuhnya tetapi meringankan gejala atau malah tidak dapat melindungi sama sekali.

Selain itu, ada kemungkinan "positif palsu" di mana seseorang mungkin terpapar virus serupa yang juga terdeteksi oleh tes, tetapi tidak terlindungi dari virus corona baru.

Lauren Rodda, PhD, rekan senior postdoctoral di bidang imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington, sependapat dengan Sperber.

Baca juga: Mengenal Long Covid dari Gejala, Deteksi hingga Dinyatakan Sembuh

"Kami tidak tahu pasti apakah orang-orang menjadi kebal terhadap infeksi ulang, karena belum cukup banyak penelitian yang dilakukan," ungkap Rodda.

“Ini akan membutuhkan pelacakan paparan (Covid-19) ulang terhadap sejumlah besar orang dan menentukan apakah mereka kemudian jatuh sakit,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, Sperber pun menyarankan untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan paparan virus corona, seperti menjaga jarak secara fisik dan memakai masker, sekalipun Anda telah pulih dari Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com