Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video 5 Siswi Injak Rapor, Pentingnya Pendidikan Bijak Bermedia Sosial bagi Remaja

Kompas.com - 23/12/2020, 17:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Video TikTok yang memperlihatkan lima siswi SMP di Lombok Timur menginjak-injak rapor menjadi viral dan membuat guru di sekolah tersebut kesal.

Dalam empat video TikTok injak rapor berdurasi antara 12 sampai 14 detik itu menunjukkan para siswi menginjak-injak rapor tak lama pembagian rapor dilakukan pihak sekolah.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (22/12/2020), para guru SMPN 1 Suela, Lombok Timur ini merasa sangat kesal dengan kelakuan para muridnya tersebut dan menilai tindakan tersebut sebagai penghinaan terhadap sekolah dan tidak menghargai guru.

Berdasarkan hasil rapat dewan guru, kelima siswi tersebut sempat diputuskan untuk dikembalikan ke orangtuanya.

Baca juga: Ahli Sarankan untuk Bijak Gunakan Media Sosial, Ini Caranya...

 

Namun, dalam pemberitaan Kompas.com, Rabu (23/12/2020), keputusan untuk mengeluarkan kelima siswi tersebut dibatalkan, setelah Kepala Sekola SMPN 1 Suela, Kasri dipanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur.

Dalam pertemuan itu, Kasri mengaku mendapat instruksi dari Bupati Lombok Timur.

"Bupati melalui Kabid urusan pendidikan SMP meminta kami menerima kembali lima siswa untuk dibina di sekolah ini,"
kata Kasri.

Motif para siswi tersebut membuat video tersebut, menurut Ahmad Riadi Ahyar, guru Bahasa Inggris SMPN 1 Suela, setelah menanyakan kepada mereka, hanya sekadar iseng dan tidak ada tujuan lain.

Baca juga: Media Sosial Juga Bisa Jadi Tempat Si Introvert Unjuk Diri, Kok Bisa?

 

Sebelumnya, Ahyar telah mengingatkan agar siswa berhati-hati berbahasa di media sosial, baik di WhatsApp maupun aplikasi media sosial lainnya, termasuk TikTok.

Bijak bermedia sosial bagi remaja

Menanggapi hal ini, psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, yang akrab disapa Nina, mengatakan sangat penting untuk adanya pendidikan dan pendampingan tentang cara bijak bermedia sosial.

"Kalau kelas 7, usianya sekitar 13 tahun, berarti baru mulai bermedsos. Karena beberapa medsos mempersyaratkan usia 13 tahun untuk punya akun pribadi," kata Nina saat dihubungi Kompas.com.

Ilustrasi media sosial (ipopba)KOMPAS.COM/ Ilustrasi media sosial (ipopba)

Nina menilai penting pendampingan tentang bermedia sosial yang baik. Namun, di luar itu, kata dia, perlu juga dipikirkan bagaimana membantu siswa untuk bisa mengekspresikan emosi kesal dengan cara yang lebih positif.

"Boleh kok, menginjak-injak sesuatu, tapi bukan rapor. Atau bisa membanting sesuatu, misalnya banting bola yang bisa mantul atau malah kempes, tapi jangan banting HP," ungkap Nina.

Nina mengatakan dengan adanya pengajaran tentang cara-cara mengekspresikan perasaan negatif secara sehat, maka mereka lebih terhindar dari melakukan tindakan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Media sosial bisa menjadi ruang bagi remaja untuk mengekspresikan diri. Nina menilai TikTok dan Instagram cukup bagus.

Baca juga: Viral Sindiran Revina VT di Twitter, Psikolog Jelaskan Bijak Bermedia Sosial

 

"Mereka (remaja) bisa mengekspresikan diri lewat gerakan atau foto-foto. Tapi sebetulnya masalahnya bukan ruang medsosnya," kata Nina.

Nina menegaskan dalam menggunakan media sosial, hal paling penting adalah tata krama pengguna media sosial tersebut.

"Itu memang butuh cerdas (menggunakannya) dan bijak dalam bermedia sosial," jelas Nina.

Nina mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para orangtua yang memiliki anak remaja agar dapat bijak menggunakan dan memanfaatkan media sosial.

Baca juga: Istri TNI Hujat Wiranto di Medsos, Kenapa Kita Susah Bijak Bermedsos?

 

"Ada banyak, buat remaja awal, bisa berbeda dengan remaja akhir," kata Nina.

Untuk remaja awal, orangtua perlu memperhatikan bahwa jangan sampai membagi identitas pribadi dan identitas keluarga.

Sebaiknya, orangtua dapat mengarahkan anaknya pada hal-hal yang positif, supaya dapat memberikan hal positif juga bagi dunia atau orang lain.

"Siapa yang dia (anak remaja) ikuti (follow), jangan sampai pihak-pihak yang terlalu negatif. Selain itu, awasi juga bagaimana cara dia memberikan tanggapan pada teman-teman di media sosialnya, serta pengawasan terhadap cyber bullying dan bagaimana menyikapi hal itu," jelas Nina.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com