KOMPAS.com - Salah satu tren diet yang paling populer di dunia saat ini adalah intermittent fasting atau puasa berselang.
Puasa berselang adalah menerapkan pola makan berulang dengan melibatkan periode puasa dan periode makan.
Pola diet ini berfokus pada kapan waktu makan, bukan apa atau seberapa banyak yang Anda makan.
Kebanyakan orang menerapkan puasa berselang untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan mereka.
Baca juga: Tren Diet Semakin Gencar Dilakukan Remaja demi Citra Tubuh Ideal
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa puasa berselang ini dapat memiliki efek yang kuat pada tubuh dan otak.
Dilansir ZME Science (24/11/2020), puasa berselang bukan diet dalam pengertian konvensional. Akan tetapi lebih tepat dijelaskan sebagai mengatur pola makan.
Puasa telah menjadi praktik di sebagian besar sejarah manusia dan, sebagai hasilnya, kita berevolusi dapat hidup tanpa makanan dalam waktu yang cukup lama, seperti satu atau dua hari.
Ada lebih dari satu cara untuk melakukan intermittent fasting atau puasa berselang.
Beberapa metode membagi hari atau minggu menjadi periode makan dan puasa. Intinya, Anda memperkenalkan periode puasa harian atau mingguan.
Berikut adalah metode paling populer:
Selama periode puasa, Anda makan sangat sedikit atau tidak sama sekali. Selain itu juga tidak boleh mengonsumsi minuman berkalori.
Dengan mengurangi asupan kalori, semua metode ini dapat menyebabkan penurunan berat badan selama Anda tidak makan banyak saat sedang di periode makan.
Banyak orang menganggap metode 16/8 sebagai yang paling sederhana, paling berkelanjutan, dan paling mudah untuk diterapkan. Sejauh ini, itu yang paling populer.
Puasa menyebabkan serangkaian reaksi dalam tubuh pada tingkat seluler dan molekuler.
Tubuh Anda menyesuaikan tingkat hormon agar lemak tubuh yang tersimpan lebih mudah diakses, sementara sel Anda juga memulai proses perbaikan penting dan mengubah ekspresi gen.