Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari Setengah Juta Kasus Covid-19 di Indonesia, Pencarian Vaksin Masih Berlanjut

Kompas.com - 01/12/2020, 10:05 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Senin (30/11/2020), Kementerian Kesehatan Indonesia mengumumkan angka penularan harian baru bertambah 4.617 kasus, sehingga total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 538.883.

Saat ini Indonesia menjadi negara dengan jumlah penularan virus corona tertinggi di Asia Tenggara dan kedua di Asia.

Melihat data Johns Hopkins University, Indonesia kali ini berada di posisi ke-22 dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.

Sementara itu jumlah kematian di Indonesia saat pandemi telah mencapai 16.945.

Baca juga: Bayi Lahir dengan Antibodi Covid-19, Ini Penjelasan Pakar Neonatologi

Dalam rapat kabinetnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan vaksinasi massal.

Dia mendesak para menterinya untuk memastikan distribusi vaksin yang aman dan lancar di seluruh pelosok Indonesia dengan populasi lebih dari 270 juta orang.

Pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk mengamankan vaksin melalui kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara lainnya.

Pemerintahan Jokowi sendiri menuai banyak kritik karena dianggap memprioritaskan pertumbuhan ekonomi daripada kesehatan masyarakat selama pandemi.

Namun demikian, perekonomian Indonesia, yang merupakan terbesar di Asia Tenggara, tetap mengalami resesi dan menjadi pertama kalinya sejak krisis keuangan Asia lebih dari dua dekade lalu.

Di saat Pemerintah Indonesia menaruh harapan besar dengan vaksin, sejumlah pakar mempertanyakan pesan protokol kesehatan masyarakat yang membingungkan.

Padahal menurut T Irwan Amrun, Ketua Sub Mitigasi Perubahan Perilaku di Satgas Covid-19, kunci keberhasilan penanganan Covid-19 adalah dilakukan bersama-sama dan dibutuhkan kesadaran bagaimana kita berperilaku.

"Menurut saya vaksin yang terbaik adalah perubahan perilaku, kita sebagai manusia yang harus mengubah perilaku menyesuaikan diri dengan alam."

Lebih dari 200 juta orang Indonesia harus bayar vaksin

Pemerintah Indonesia belum memutuskan vaksin COVID-19 mana yang akan digunakan.

"Saya belum menyebutkan merek yang mana, tapi selama masih masuk dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kami akan menggunakannya," kata Jokowi saat mengunjungi puskesmas di Kota Bogor, Jawa Barat, pekan lalu.

Indonesia sudah bekerja sama dengan perusahaan farmasi China, Sinovac, dalam uji klinis fase ketiga kandidat vaksinnya dengan tes yang melibatkan 1.620 relawan di kota Bandung, Jawa Barat, sejak Agustus.

Pemerintah juga mempertimbangkan kemitraan dengan dua produsen obat China lainnya, Sinopharm dan CanSino Biologics.

Penny Lukito, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, memperkirakan vaksin Sinovac akan mendapatkan izin pada minggu ketiga atau keempat Januari, setelah mereka mengevaluasi hasil sementara dari uji klinis tahap ketiga.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan Indonesia menargetkan untuk memvaksinasi 107 juta orang berusia antara 18 dan 59 tahun, atau sekitar 67 persen dari populasi kelompok usia tersebut, pada akhir tahun depan.

Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah akan menunggu untuk memvaksinasi lansia sampai penelitian dan uji klinis menunjukkan jika vaksin aman.

Baca juga: Ahli: 8 Hal yang Harus Dipahami Sambil Menunggu Vaksin Covid-19

Meski demikian, ahli biomolekuler Dr Ines Atmosukarto juga mengingatkan jika vaksin ditemukan, ini bukan tameng dan masih perlu waktu satu tahun sampai satu setengah tahun sampai seluruh Indonesia bisa mendapatkan vaksin.

"Selama ini kan wacana yang dibangun pemerintah begitu: 'vaksin mau datang', jadi seolah-olah kita jadi akan punya tameng'," kata Dr Ines dari Australian National University.

Pemerintah bertujuan mendanai vaksinasi untuk lebih dari 32 juta orang, termasuk warga dalam kategori miskin, petugas kesehatan, militer dan polisi, pegawai negeri dan guru.

204 juta lainnya harus membeli sendiri vaksin dari perusahaan milik negara seperti Bio Farma.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan Indonesia telah mendapatkan komitmen untuk menerima 20 juta hingga 30 juta dosis vaksin potensial akhir tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com