Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru Temukan Melatonin Berpotensi Mengobati Virus Corona

Kompas.com - 16/11/2020, 17:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, membuat para ilmuwan terus mempelajari berbagai hal terkait virus corona, termasuk cara pengobatan.

Studi baru yang dilakukan Cleveland Clinic baru-baru ini menemukan, melatonin bisa menjadi pengobatan yang memungkinkan bagi mereka yang tertular virus corona.

Melatonin merupakan hormon yang mengatur ritme sirkadian tubuh - siklus tidur dan bangun dalam sehari.

Baca juga: Mutasi Virus Corona D614G Lebih Menular, tapi Mudah Dimatikan Vaksin

Dalam penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal PLOS Biology ini, hormon melatonin dikaitkan dengan 30% kemungkinan penurunan hasil tes positif virus corona. Meski demikian, para peneliti menyebut studi lanjutan masih diperlukan.

Feixiong Cheng, penulis utama studi dan peneliti di Cleveland Clinic’s Genomic Medicine Institute juga menekankan, bahwa temuan ini tidak menyarankan orang untuk mulai menggunakan melatonin sembarangan tanpa berkonsultasi dengan dokter.

"Studi observasi skala besar dan uji coba terkontrol secara acak sangat penting untuk memvalidasi manfaat klinis melatonin untuk pasien dengan Covid-19," kata Cheng.

"Tapi kami sangat senang dengan kaitan yang diajukan dalam penelitian ini dan kesempatan untuk mengeksplorasi lebih lanjut."

Tim peneliti menganalisis data pasien dari registri Covid-19 di Cleveland Clinic dan melihat, bahwa penggunaan melatonin berkaitan dengan kemungkinan penurunan hasil tes positif.

Mereka secara khusus melihat gejala umum dan penyebab kematian untuk pasien virus corona yang parah dengan penyakit lain, dengan mengukur kedekatan protein dengan penyakit lainnya, untuk melihat apakah ada obat saat ini di pasaran yang dapat membantu kasus virus corona.

Baca juga: Waspadai 10 Gejala Baru Covid-19 yang Tak Terduga

 

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona

Peneliti menemukan, bahwa protein yang terkait dengan sindrom gangguan pernapasan dan sepsis - dua penyebab utama kematian pada pasien dengan Covid-19 parah, sangat terkait dengan beberapa protein SARS-CoV-2.

"Jadi, ini memberi sinyal kepada kami, bahwa obat yang telah disetujui untuk mengobati kondisi pernapasan ini mungkin memiliki beberapa kegunaan dalam mengobati Covid-19 dengan bertindak berdasarkan target biologis bersama tersebut,” jelas Cheng.

Secara keseluruhan, peneliti menentukan bahwa penyakit autoimun, paru-paru, dan neurologis paling mirip dengan penyakit yang disebabkan oleh virus corona, dan mereka mengidentifikasi 34 obat potensial yang dapat membantu. Melatonin adalah yang teratas di antara obat-obat itu.

"Studi terbaru menunjukkan, bahwa virus corona adalah penyakit sistematis yang memengaruhi berbagai jenis sel, jaringan, dan organ," kata Cheng.

“Pengetahuan tentang interaksi kompleks antara virus corona dan penyakit lain adalah kunci untuk memahami komplikasi terkait Covid-19 dan mengidentifikasi obat yang dapat digunakan kembali.”

Baca juga: 15 Masalah Kesehatan yang Bisa Memperparah Gejala Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com