Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Vaksin Ditemukan, Mungkinkah Pandemi Segera Berakhir?

Kompas.com - 03/09/2020, 17:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Semua orang mungkin lelah dan bosan menghadapi pandemi Covid-19 ini. Jika sudah ada vaksin, apakah pandemi berakhir?

Dunia berubah sejak pertama kali diumumkan virus misterius yang menginfeksi warga Wuhan, China pada 31 Desember 2019.

Akhirnya diketahui itu adalah virus corona baru SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyait baru, Covid-19.

Dua bulan setelah itu, tepatnya 2 Maret 2020, Indonesia mengumumkan kasus pertama Covid-19. Sejak saat itu, pola hidup kita berubah.

Karena virus dan penyakit ini baru, dunia belum memiliki vaksin untuk mencegah penularannya.

Baca juga: Penelitian Vaksin Covid-19 di Dunia, Sudah Sampai Mana Prosesnya?

Hingga saat ini, ada lebih dari 100 kandidat vaksin yang sedang dikembangkan para ilmuwan di seluruh dunia. 36 vaksin dalam uji klinis ke manusia dan sekitar 90 kandidat lain memasuki uji praklinis atau diberikan kepada hewan.

Indonesia, melalui Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman pun tengah mengembangkan vaksin yang dinamai vaksin merah putih.

Dari seluruh kandidat vaksin yang ada, ditargetkan pada pertengahan 2021 nanti kita sudah menemukan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif meningkatkan respons kekebalan tubuh.

Namun yang menjadi pertanyaan, jika nanti vaksin tersedia dan sudah dibagikan ke semua orang, apakah otomatis pandemi berakhir dan kita bisa menjalani hari seperti sebelum pandemi?

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandrio memberi pandangan terkait pertanyaan ini.

Amin mengakui, semua orang berharap vaksin Covid-19 segera ditemukan agar kita dapat kembali ke kehidupan sebelum pandemi.

Namun Amin mengingatkan, meski vaksin ditemukan dan akhirnya dipasarkan, semua orang tidak boleh meninggalkan protokol kesehatan yang diterapkan selama pandemi ini.

"Jadi misalnya awal tahun depan vaksin sudah tersedia, bukan berarti hari itu juga pandemi selesai," jelas Amin dalam acara digital media briefing Dukungan untuk Percepatan Penelitian Vaksin Covid-19 yang diadakan Kamis (3/9/2020).

Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19Shutterstock Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19

Amin berkata, vaksin membantu penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan. Namun perlu diingat, virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakitnya akan selalu ada di sekitar kita.

"Kita tidak tahu virus ada di mana. Yang kita harapkan, saat semakin banyak manusia yang kebal maka virus (corona SARS-CoV-2) itu semakin lama akan berkurang," imbuh dia.

Namun hingga virus corona benar-benar hilang dari muka Bumi dan tidak menginfeksi manusia lagi, itu butuh waktu panjang.

"Virus cacar misalnya, dibutuhkan waktu sekitar 200 tahun sampai dunia dinyatakan bebas cacar, sejak vaksin pertama ditemukan oleh dokter (Edward) Jenner," kata Amin.

Jauh sebelum berhadapan dengan Covid-19, penyakit cacar telah membunuh jutaan orang sebelum vaksinnya ditemukan.

Diberitakan Kompas.id edisi 9 Mei 2020 dalam artikel berjudul, 40 Tahun Manusia Menang atas Pendemi Cacar, disebutkan hingga abad ke-20 atau sampai 60 tahun lalu, penyakit cacar telah menewaskan sedikitnya 300 juta penduduk bumi.

Baca juga: Berburu dengan Waktu, Ini 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Untuk kasus pandemi saat ini, Amin berkata kemungkinan besar kita tidak perlu menunggu sampai 200 tahun hingga bebas dari Covid-19.

"Karena dengan teknologi yang lebih maju, diharapkan kita tidak perlu menunggu sampai 200 tahun," katanya.

Dia mengingatkan, meski vaksin ditemukan, protokol kesehatan 3M tetap harus dijalankan, yakni:

  • Mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik
  • Menjaga jarak dengan orang lain
  • Memakai masker

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com