Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mutasi Virus D614G Tak Memengaruhi Pengembangan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 03/09/2020, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para ahli telah mengungkap varian baru virus corona yang disebut D614G ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020.

"Mutasi D614G sudah ada sejak awal virus (corona) itu di Indonesia, sejak Maret 2020. Perkiraan saya, sekarang lebih banyak lagi," kata Prof Chairul Anwar Nidom yang merupakan ketua tim riset kepada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).

Mutasi D614G disebut 10 kali lebih menular dibanding jenis virus corona lainnya.

Lantas, apakah keberadaan D614G dapat memengaruhi pengembangan vaksin yang dilakukan saat ini?

Baca juga: 6 Fakta Mutasi Virus Corona D614G, Lebih Menular dan Dominan di Dunia

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio membenarkan bahwa berdasar hasil penelitian, strain mutasi virus corona D614G lebih menular dibanding jenis lain.

Namun, bukti ini baru didapat di laboratorium.

"Saya ingin menekankan bahwa mutasi (virus corona) D614G sejak awal ditemukan kemudian dites di laboratorium. Ternyata memang mutan ini memiliki kecepatan menginfeksi sel manusia lebih cepat dibanding (mutasi) selain D614G," kata Prof Amin dalam acara virtual bertajuk Dukungan untuk Percepatan Penelitian Vaksin Covid-19, Kamis (3/9/2020).

"Artinya invectivity-nya, bukan penularannya. Dan itu di laboratorium. Sekali lagi di laboratorium."

Amin menjelaskan lebih lanjut, hingga saat ini belum ada pengamatan yang berhasil membuktikan bahwa mutasi virus corona D614G dapat menular lebih cepat antar manusia atau satu orang bisa menularkan lebih banyak virus corona ke orang lainnya.

"Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat terkait itu (penularan mutasi D614G di antara manusia," imbuhnya.

Tak memengaruhi vaksin

Berkaitan dengan temuan mutasi D614G di genom virus corona Indonesia, Amin meyakini hal itu tidak akan berpengaruh.

"Pada dasarnya selama mutasi tidak memengaruhi protein yang menjadi target vaksin, maka tidak akan memengaruhi kinerja vaksin," terang Amin.

Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Dia melanjutkan, pengembang vaksin di seluruh dunia menargetkan reseptor banding domain (RPD), bagian dari spike protein virus yang menjadi pintu masuk virus menginfeksi sel manusia.

"Sehingga jika mutasi tidak memengaruhi RPD maka kinerja vaksin tidak akan berubah juga," imbuhnya.

Hal yang sama juga disampaikan peneliti LBM Eijkman, Tedjo Sasmono di acara yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com